CIANJUR, TVBERITA.CO.ID- Muhammad Zimaam (2) putra pasangan suami istri (pasutri) Ririn Saprina (33) dan Irawan Kusuma Atmaja (34) warga Jalan Mayor Harun Kabir No. 4, Kelurahan Bojong Herang, Kecamatan Cianjur hanya bisa tergolek lemah diatas tempat tidur. Pada hal anak seusianya seharusnya sudah bisa lari dan belajar berbicara.
Kondisi Muhammad Zimaam yang mengalami keterlambatan perkembangan tidak terlepas dari sakit yang dialaminya. Berbagai ihtiar telah dilakukan, termasuk membawanya untuk berobat kerumah sakit. Keterbatasan dana membuat pengobatan Muhammad Zimaam harus terhenti. Butuh uluran tangan dermawan untuk membantu keluarga Muhammad Zimam.
Menurut Ririn Saprina, ibu dari Muhammad Zimaam, anak semata wayangnya yang lahir prematur itu saat dilahirkan dalam kondisi sehat meskipun agak kuning sehingga harus di bluelight. Zimaam menjalani hari-harinya sebagai bayi baru lahir dengan sehat dan ceria hingga pada usianya yang ke 1,5 bulan, Zimaam mengalami panas tinggi.
“Waktu itu saya berikan obat penurun panas atas saran dari bidannya Zimaam, dan hari esoknya, panasnya turun. Namun seharian Zimaam menangis dan tidak mau menyusui, hingga pada sore harinya, tubuh Zimaam terasa dingin dan pucat, kemudian dia kejang. Saya membawanya ke IGD RSUD Cianjur dan akhirnya saya mengetahui, Zimaam telah mengalami perdarahan intrakranial (perdarahan di otak) sehingga mengakibatkan koma yang terpaksa harus dilakukan tindakan operasi untuk mengangkat darah beku di otaknya,” kata Ririn.
Tiga minggu setelah operasi, kata Ririn luka jahitan di kepalanya sempat mengalami infeksi. Jahitannya terbuka dan bernanah, yang menyebabkan lamanya penyembuhan pasca operasi. Akibat apa yang telah dialaminya, otak Zimaam mengalami kerusakan yang kemudian didiagnosis Cerebral Palsy Quadriphlegi Spastis atau kelumpuhan otak yang mempengaruhi perkembagan syaraf otot hampir di seluruh tubuh dan sejumlah syaraf pada organ indera.
“Pasca operasi, Zimaam pun didiagnosis epilepsi umum yang membuatnya sering mengalami kejang myoclonicsampai saat ini. Kondisinya saat ini masih belum mampu berguling, karena lehernya tidak mampu menopang tubuh sebagaimana mestinya. Hal ini mengakibatkan perkembangan motoriknya mengalami hambatan yang besar. Kesehariannya Zimaam hanya bisa berbaring,” paparnya.
Agar Zimaam dapat tumbuh dengan baik, prioritas utama yang sangat dibutuhkan adalah fisioterapi yang intensif untuk dapat membantu Zimaam dalam mencapai kemandirian motoriknya. “Apa yang saya harapkan atas kondisi ini adalah, agar Zimaam bisa melakukan fisioterapi secara intensif agar kondisinya bisa lebih baik lagi. Namun terhenti karena keterbatasan biaya,” ungkapnya.
Pihaknya mengharapkan ada dermawan yang kiranya bisa membantu biaya untuk pengobatan anak satu-satunya. Karena anaknya tersebut tidak bisa tercover oleh BPJS kesehatan. “Hingga hari ini, saya hanya bisa melatih motorik Zimaam dengan cara saya atau melalui vidio yang ada. Hanya itu yang bisa saya lakukan untuk Zimaam, sambil terus berdoa dan berharap Alloh memberikan rezeki dan jalan terbaik untuk kesehatan dan kemandirian motorik dan kemampuan kecerdasan, penglihatan, dan kemampuan berbicara Zimaam,” pungkasnya. (*)