
KARAWANG – Musibah bencana alam yang terjadi di wilayah Sumatera Utara, Barat hingga Aceh menimbulkan keprihatinan publik. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Karawang mengajak masyarakat untuk melakukan taubat nasuha dan membantu meringankan beban para korban bencana tersebut.
Ketua MUI Karawang, KH Tajudin Nur, menyampaikan bahwa bencana yang telah berlangsung sejak sepekan lalu merupakan teguran dari Allah SWT dan mengingatkan pentingnya solidaritas kemanusiaan.
“Kita mendapat teguran dari Allah SWT berupa musibah yang terjadi di beberapa tempat. Karena berskala nasional, ini menjadi kewajiban kita sebagai sesama umat manusia dan umat beragama untuk saling peduli,” ujar KH Tajudin, Kamis (4/12).
Baca juga: Bupati Karawang Hibahkan Tanah untuk Lansia Terlantar, Dinas PRKP: Inisiatif Pribadi, Bukan APBD
Ia menyebutkan, berdasarkan data sementara, sekitar 8 ribu warga di wilayah terdampak kehilangan tempat tinggal, mengungsi, bahkan sebagian telah kehilangan anggota keluarga. Kondisi itu, katanya, membutuhkan empati dan uluran tangan dari seluruh umat.
Untuk itu, MUI Karawang memberikan tawjih kepada seluruh MUI kecamatan guna melaksanakan sedikitnya tujuh hal:
1. Melaksanakan sholat ghaib untuk para korban.
2. Membaca doa Qunut Nazilah pada setiap pelaksanaan salat berjamaah.
3. Menumbuhkan empati dengan membantu sebisa mungkin—baik tenaga, harta, maupun dukungan lainnya.
4. Mengambil hikmah dari kejadian ini sebagai bukti kekuasaan Allah SWT.
5. Mengajak umat melakukan taubat nasuha, sebagaimana pesan dalam Al-Baqarah ayat 187.
6.Seruan untuk Dai dan Penceramah Menyebarkan Pesan Penyejuk.
Para dai, khatib, penceramah, dan guru ngaji dianjurkan aktif menyampaikan materi dakwah yang menenangkan dan menguatkan di tengah musibah melalui media sosial dan mimbar Jumat.
7. Penyaluran Bantuan melalui Lembaga Resmi
Umat Islam dianjurkan menyalurkan bantuan kemanusiaan melalui BAZNAS atau organisasi keagamaan sebagai wujud solidaritas dan empati yang bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
Baca juga: Gandeng MUI, PWI Karawang Gelar Pelatihan Pemulasaraan Jenazah
KH Tajudin mengingatkan sabda Rasulullah SAW bahwa umat ibarat satu tubuh; apabila satu bagian sakit, bagian lainnya ikut merasakan sakit. “Begitu juga saudara kita yang sedang diuji di Sumut, Sumbar, dan Aceh. Mereka wajib kita bantu,” tegasnya.
Dalam imbauan resminya, MUI Karawang meminta umat memperbanyak doa, termasuk doa yang biasa dibaca dalam khutbah Jumat:
“Allahumma defa‘ anna al-ghala’a wal-waba’a wal-fahsha’a was-sada’ida wal-mihan…”
(Ya Allah, jauhkanlah dari kami kelaparan, wabah, perbuatan keji, bencana, dan berbagai ujian…)
Selain doa, MUI juga mendorong masyarakat memberikan bantuan nyata berupa pakaian layak pakai, perlengkapan ibadah, serta kebutuhan mendesak lainnya.
Baca juga: Obat Gratis Tak Cukup, Pasien TB Masih Terkepung Beban Ekonomi Berat
“Daripada mengimpor baju bekas dari luar negeri, lebih baik kita berbagi pakaian layak pakai untuk saudara-saudara kita. Mereka butuh mukena, sarung, pakaian, dan perlengkapan ibadah lainnya,” tutur KH Tajudin.
Ia menegaskan, kepedulian dan empati ini menjadi bentuk nyata persaudaraan sesama umat dan bagian dari ikhtiar spiritual menghadapi musibah yang menimpa bangsa.
“Semoga dengan saling kepedulian bisa meringankan sesama, khususnya bagi warga yang terkena musibah,” tutupnya. (*)








