KARAWANG – Hidup serba kekurangan dialami pasangan buruh tani, Amad dan Dedeh, warga Kiaralawang, Kelurahan Karangpawitan, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang.
Mereka tinggal di rumah bilik berukuran 12 x 6 meter yang kondisinya memprihatinkan.
Dari luar, rumah itu tampak rapuh, dengan atap genteng yang sudah bergeser dan rawan ambruk.
Baca juga: Bupati Karawang Buka Opsi PT Jui Shin lewat Jalur Bekasi, Bupati Kunang: Kita Diskusikan…
Di dalamnya, hanya ada dua kamar sempit dan satu kamar mandi yang disekat ala kadarnya. Tak ada ubin, tak ada cat, hanya anyaman bambu lapuk yang menahan angin masuk.

Sementara untuk buang air besar, keluarga Amad harus menumpang ke rumah kerabat atau ke irigasi lantaran belum memiliki fasilitas WC.
Soal rumahnya ini, keinginan Amad cuma satu: mendapat bantuan renovasi. “Iya, pengennya dibenerin biar kokoh,” ucap Amad, Selasa (23/9).
Sehari-hari, Amad dan istrinya bekerja serabutan sebagai buruh tani. Sesekali mereka juga berdagang kecil-kecilan, mulai dari cabai rawit hingga roti. Namun penghasilan yang diperoleh tak menentu.
Baca juga: Hendak Tawuran Pakai Molotov dan Sajam, Sekelompok Remaja di Karawang Diciduk Polisi
“Kalau lagi musim panen, sehari paling dapat Rp 50 ribu. Kalau nggak ada, ya udah nganggur. Kalau lagi ada, anak jualan cabai,” ucap Amad, Senin (23/9).

Kondisi semakin berat setiap musim hujan tiba. Atap genteng yang bergeser membuat air masuk deras hingga lantainya becek.
“Kadang suka kaget kalau hujan, bocor deras, kita sampai lari ke rumah saudara takut ambruk,” ujar istri Amad, Dedeh.

Apalagi, Dedeh sendiri sering sakit-sakitan. Ia mengidap darah tinggi dan sesak napas, sehingga tak boleh terlalu terkejut.
“Kalau lagi kambuh suka engap, deg-degan. Jadi tambah khawatir kalau hujan deras,” katanya.
Baca juga: BCA Tambah Kantor Cabang ke-139 di Karawang, Jadi Induk 5 KCP
Meski pernah didata oleh pihak pemerintah terkait, hingga kini keluarga Amad belum mendapatkan bantuan renovasi rumah.
“Pernah dapat bantuan beras, sembako dari pak RW. Tapi rumah belum pernah ada bantuan, cuma sempet difoto-foto aja,” timpal Amad.
Mereka berharap, pemerintah daerah bisa segera membantu memperbaiki rumahnya yang sudah lapuk dimakan usia itu. “Harapan kami cuma biar rumah direnov, kokoh, dan nggak takut ambruk kalau hujan,” tutur Amad. (*)