Beranda Regional Nelayan Keluhkan Udang di Laut Cirebon Telah Habis “Susi: Kalau Ibu Bilang...

Nelayan Keluhkan Udang di Laut Cirebon Telah Habis “Susi: Kalau Ibu Bilang pada Tidak Percaya”

CIREBON, TVBERITA.CO.ID -Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menasihati nelayan agar tidak lagi menggunakan cantrang saat melaut menangkap ikan.

 

Dilansir dari Twitter Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP RI), Minggu (22/7/2018) Menteri Susi tak sengaja bertemu nelayan saat hendak masuk ke Muara Baru dari Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta.

Kepada Susi, para nelayan itu mengaku berasal dari Cirebon.

Mereka terpaksa melaut hingga ke perairan Jakarta karena udang di Cirebon telah habis.

Susi kemudian memberi nasihat kepada para nelayan agar tidak menggunakan cantrang untuk mencari ikan di laut.

Pasalnya, penggunaan cantrang dapat merusak ekosistem laut dan tidak ramah lingkungan.

“Wong Cirebon diomongi ojo nganggo cantrang (Orang Cirebon dibilangin jangan pakai cantrang),” ujar Susi.

“Jane nek kabeh nganggo koyok iki (jaring), Cirebon kan udange akeh banget. (Jika semuanya menggunakan jaring, Cirebon akan banyak sekali udangnya).”

“Rajungan, udang, saiki ra ono (Rajungan, udang, sekarang tidak ada),” ucapnya.

“Nek Ibu ngomong ora podo percoyo (Kalau Ibu ngomong tidak pada percaya).”

Diberitakan sebelumnya, kedatangan Menteri Susi ke Muara Baru, Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta, merupakan rangkaian acara untuk memperingati Hari Mangrove sedunia yang jatuh pada 26 Juli 2018.

Di acara tersebut Susi ikut serta dalam aksi penanaman di kawasan hutan mangrove yang ada di Pulau Pari, Kepulauan Seribu.

Ia menanam lima mangrove atau bakau bersama beberapa tokoh masyarakat di sana dengan disaksikan warga sekitar.

“Tadi kita tanam mangrove dan mereka juga tanam bagus. Saya agak surprise dengan kesadaran mereka dengan mangrove besar sekali,” kata Susi di lokasi.

Susi memuji semangat warga Pulau Pari dalam terus menambah tanaman pada hutan mangrovenya.

Namun, ia menyayangkan, dalam penanaman mangrove selama ini tidak dibentuk kanalisasi untuk pengairannya.

“Tapi sudah saya anjurkan untuk buat kanal-kanal. Belak-belok agar airnya. Karena bakaunya nanti kurang air lama lama,” kata dia.

Susi menyampaikan pentingnya penanaman mangrove untuk menjaga ekosistem pesisir dan jauh dari abrasi.

Susi berharap, masyarakat sadar akan keberadaan mangrove dan tidak menebang hutan bakau demi pembangunan.

“Sebenarnya kesadaran masyarakat kita dibanyak tempat banyak yang tahu. Tapi yang belum tahu dianggap pohon biasa. Mau bangun pinggir pantai, tebang. Seharusnya tidak begitu,” kata dia.(tribun/kb)