Beranda Headline Pegunungan Sanggabuana Karawang Disiapkan Jadi Kawasan Konservasi

Pegunungan Sanggabuana Karawang Disiapkan Jadi Kawasan Konservasi

Sanggabuana kawasan konservasi
Pemandangan di area pegunungan Sanggabuana, Karawang.

KARAWANG – Kawasan Pegunungan Sanggabuana, Karawang tengah disiapkan menjadi kawasan konservasi. Hal itu terlihat dalam draft Raperda RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) yang dibuat oleh Dinas PUPR Karawang.

Pemerintah Kabupaten Karawang juga saat ini tengah menyusun masterplan kawasan konservasi Pegunungan Sanggabuana.

Direktur Eksekutif Sanggabuana Conservation Foundation (SCF), Solihin Fu’adi membenarkan ihwal Sanggabuana akan dijadikan kawasan konservasi.

“Ini langkah bagus dari Pemkab Karawang, dan layak diapresiasi dengan memasukkan kawasan pegunungan Sanggabuana sebagai kawasan konservasi dalam Draft Raperda RTRW. Dinas PUPR pun bergerak cepat dengan segera membuat Masterplannya,” ungkap Kang Inong sapaan akrabnya dalam keterangan tertulis, Selasa (13/12).

Baca juga: Penampakan Ular Naga Jawa di Pegunungan Sanggabuana Karawang

Dikatakannya, SCF sebagai sebuah NGO (non government organisation) pun membuat pra kajian dan memberikan masukan kepada pemerintah daerah terkait masterplan kawasan konservasi Pegunungan Sanggabuana secara visual biodiversity.

“Selain pendataan kami juga membuat usulan peta zonasi kawasan konservasi, mengacu dengan asumsi Sanggabuana adalah taman nasional. Jadi ada zona inti, zona rimba, zona pemanfaatan, zona tradisional, zona khusus, zona rehabilitasi, juga zona religi, sejarah, dan budaya,” sebutnya.

Peta zonasi ini, kata Inong, dibuat dalam kurun 1 tahun ke belakang dan hasilnya akan diserahkan ke Pemkab untuk dasar penyusunan masterplan.

Banyak satwa terancam punah

Seperti diketahui, SCF sudah sejak tahun lalu melakukan pendataan keanekaragaman hayati Pegunungan Sanggabuana dengan memasang kamera trap.

Dalam setahun pendataan ini, sudah teridentifikasi 5 jenis primata, 157 jenis burung, puluhan herpetofauna, dan juga top predator macan tutul jawa (Panthera pardus melas). Dari temuan SCF ini, banyak teridentifikasi satwa langka dilindungi dan terancam punah.

Baca juga: Fenomena Migrasi Raptor di Sanggabuana Karawang Bisa Jadi Potensi Wisata

“Pada Maret 2022 anggota SWR yang memasang kamera trap di Gunung Cengkik, hanya berjarak 300 m dari pertambangan PT Atlasindo Utama di Gunung Sinalanggeng menemukan jejak cakaran tanah dan fases macan tutul jawa,” ungkap Inong.

Terpisah, Pipik Taufik Ismail, anggota DPRD Kabupaten Karawang yang juga Ketua DPC PDIP Kabupaten Karawang sangat mendukung dengan dimasukkannya kawasan Sanggabuana sebagai kawasan konservasi dalam Raperda RTRW Kabupaten Karawang.

Kang Pipik sepakat Gunung Sinalanggeng yang masuk dalam kawasan atau zona penyangga kawasan pelestarian alam tidak selayaknya dijadikan tambang.

“Harus dilawan kalau ada yang mengizinkan untuk beroperasi lagi,” katanya.

Baca juga: Saat Pemburu Liar Ancam Habitat Satwa Langka di Hutan Sanggabuana Karawang

Kang Pipik yang beberapa kali mengunjungi Pegunungan Sanggabuana dan mensuport kegiatan Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR) di Pegunungan Sanggabuana mengungkapkan bahwa keanekaragaman hayati Sanggabuana ternyata masih lengkap, dan ekosistemnya menjadi daya dukung ekologi masyarakat dibawahnya.

“Kami semua sepakat, baik eksekutif maupun legislatif untuk mendukung perubahan status kawasan Pegunungan Sanggabuana menjadi kawasan pelestarian alam berupa Taman Nasional. Sanggabuana sangat kaya keanekaragaman hayatinya dan mempunyai potensi dan daya tarik wisata yang bisa digunakan untuk menggerakkan perekonomian rakyat jika dirawat. Bukan dengan melakukan penambangan,” tegas Kang Pipik. (red)