Beranda Regional Pemagangan dan Wirausaha Solusi Atasi Pengangguran di Karawang

Pemagangan dan Wirausaha Solusi Atasi Pengangguran di Karawang

KARAWANG, TVBERITA.CO.ID- Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Karawang, Ahmad Suroto mengaku kebingungan untuk menempatkan 11 ribu orang lebih yang terkena PHK yang usianya rata-rata 30 tahun.

Pasalnya, syarat untuk bekerja di pabrik dibatasi usia 25 tahun. Menurut Suroto, tidak hanya itu jumlah pengangguran setiap tahunnya terus bertambah karena jumlah lulusan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi jumlahnya setiap tahun ribuan.

“Untuk saat ini program pemagangan dan pelatihan kewirausahaan kami jadikan solusi untuk mengurangi pengangguran itu,” katanya.

Sebab, lanjut Suroto, sudah 22 perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil, Sepatu dan Kulit (TSK) hengkang dari Karawang pada tahun 2017, sampai Oktober di tahun 2018 ini menyusul 4 perusahaan sejenis yang ikut juga berhenti berinvestasi di Karawang.

Dijelaskan, alasan perusahaan non manufaktur tersebut, tetap berdalih beratnya membayar upah buruh yang mahal.

“Mereka sempat minta upaya penyelamatan dengan menangguhkan UMK. Namun dalam perjalanan, banyak di antara mereka tidak sanggup bayar sisa upah sesuai UMK. Keputusan akhirnya ya menutup pabrik yang ada di Karawang,” ungkapnya.

Sedangkan aset dari pabrik-pabrik yang ditutupnya tersebut, kata Suroto lagi, mayoritas berada di zona industri. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, seluruh pabrik wajib berada di kawasan industri.

“Pada akhirnya, bangunan pabrik yang telah ditinggalkannya itu dibiarkan mati (kosong tanpa aktivitas). Mereka pindah ke Subang, Majalengka, dan Jawa Tengah,” katanya.

Suroto mengakui jika penyerapan tenaga kerja yang paling banyak itu dari perusahaan sektor TSK. Namun, pihaknya tidak bisa menghalangi jika para pengusaha dari sektor TSK itu untuk hengkang dari Karawang dengan alasan mahalnya upah di Karawang.

“Mereka (para pengusaha TSK) lebih memilih daerah lain yang upahnya tidak mahal,” pungkasnya.(KB)