Beranda Regional Pemda Rapat Tertutup dengan KPK, Ada Apa?

Pemda Rapat Tertutup dengan KPK, Ada Apa?

CIANJUR, TVBERITA.CO.ID- Ada pemandangan berbeda di lantai 2 Aula Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Cianjur, Jumat (16/3/2018) lalu. Sejumlah pejabat Pemkab Cianjur setingkat kepala dinas, kepala bagian dan kepala bidang terlihat hadir dalam kegiatan.

Anehnya, dalam pelaksanaannya, kegiatan tersebut terkesan begitu tertutup, seperti enggan terekspos oleh publik. Beberapa pejabat yang kebetulan berhasil ditemui wartawan di lokasi, enggan memberikan jawaban yang jelas saat ditanya soal kegiatan apa yang tengah digelar di ruang rapat Kepala Bappeda Cianjur tersebut.

“Lagi ada rapat aja kang,” ujar salah seorang pejabat di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Cianjur sambil melempar senyuman dan berlalu pergi.

Setelah kasak-kusuk mencari informasi, diketahui bahwa di dalam tengah berlangsung rapat yang membahas terkait persoalan korupsi. Usut punya usut, yang membuat rapat terkesan tertutup dan dirahasiakan. Rupanya, pada saat itu ada tiga orang dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berada di dalam ruangan.

Belum diketahui ada apa sebenarnya orang dari lembaga penegak hukum spesial Operasi Tangkap Tangan (OTT) itu hadir dalam acara.

Rapat yang berlangsung sejak pukul 08.00 Wib itu, berakhir sekitar pukul 10.30 Wib. Tak lama kemudian, tiga orang yang diduga dari KPK tampak ke luar dari ruangan rapat, didampingi Plt. Sekertaris Daerah (Sekda) Cianjur, Aban Sobandi.

Saat dikonfirmasi, salah seorang yang diduga merupakan ketua tim mengaku kehadirannya dalam rapat tersebut hanya sebatas bertemu dengan Plt Sekda.

“Tidak ada MoU atau apapun. Saya hanya bertemu dengan Pak Sekda, sudah lama tidak ketemu dengan Pak Sekda, teman lama. Saya bukan dari KPK, kalau KPK sudah pulang,” ujarnya sambil terus bergegas menuruni tangga menuju ke luar gedung.

Anehnya, saat wartawan mencoba menanyakan nama yang bersangkutan, orang yang mengaku teman lama Plt Sekda Cianjur ini enggan menjawab. Tanpa sepatah kata, pria paruh baya berkumis tebal mengenakan kacamata itu langsung pergi menuju kendaraannya, diikuti dua pria muda di belakangnya.

Terbongkarnya Kebohongan Plt Sekda Cianjur

Sesaat setelah ketiganya pergi, wartawan mencoba mengonfirmasi langsung Plt Sekda, Aban Sobandi yang katanya teman lama dari pria tua berkumis mengenakan kacamata tadi.

“E..e..e sanes Kang, sanes ti KPK (Bukan, bukan dari KPK, red),” jawab Aban sambil terbata-bata dan langsung berlalu pergi masuk kembali ke dalam gedung.

Penasaran soal benar tidaknya ketiga orang tersebut memang dari KPK, wartawan mencoba mengonfirmasi kembali Plt Sekda. Saat berhasil ditemui, seperti biasa pimpinan Aparatur Sipil Negara (ASN) Cianjur itu langsung mengeluarkan jurus andalannya, yaitu meminta agar wartawan tidak menanyakan soal yang berat-berat kepadanya.

“Lahh tong anu beurat-beurat nanya na ah (Jangan yang pertanyaannya, red),” pinta Aban dengan logat Sundanya.

Mengikuti permintaannya, akhirnya wartawan menanyakan perihal sejauhmana pentingnya akhlakul karimah diterapkan dalam lingkup pemerintahan, khususnya terhadap sikap dan perilaku ASN. Namun lagi-lagi Aban enggan menjawabnya. “Entong ka urang atuh nanyana ah anu kitu mah (Soal seperti itu jangan tanyakan kepada saya, red),” kata Aban.

Saat ditanya kembali, apakah program ‘Ashar Mengaji dan Shalat Subuh Berjamaah yang digagas bupati termasuk akhlakul karimah dan merupakan alat mencegah terjadinya korupsi? Ia baru mengiyakannya.

“Iya jelas atuh itu mah, sebagai upaya mencegah korupsi. Udah lah tong kana anu kitu wae,” ucapnya.

Kepastian soal kebenaran bahwa ketiga orang yang didampingi Plt Sekda memang dari KPK, diketahui setelah Aban ditanya apakah berbohong merupakan ciri dari sikap ASN yang berakhlakul karimah?

Ya, setelah mendapat pertanyaan itu, Aban akhirnya bersedia menjelaskan soal kegiatan yang dilaksanakannya di ruang rapat Kepala Bappeda Cianjur. Tak hanya itu, Aban juga mengakui bahwa ketiga orang yang bersamanya adalah petugas dari KPK.

“Sebenarnya mah gini, kegiatan tadi itu berupa evaluasi pelaksanaan program-program pemerintah daerah tahun angaran 2017 lalu. Intinya, sejauh mana program tersebut sudah dilaksanakan oleh masing masing OPD. Misalnya begini, di dewan ada kegiatan pemasangan CCTV, nah kalau sudah dilaksanakan kegiatan tersebut diceklis (ditandai,red),” bebernya.

“Jadi yang tiga orang tadi memang KPK. Teu aya (tidak ada, red) istilah ketua tim, pokona mah ti KPK we tiluannana teh. Namana teh sahanya, saya ge teu apal da,” jelasnya.

Ditemui terpisah, Wakil Bupati Cianjur, Herman Suherman saat dikonfirmasi terkait kedatangan KPK di kantor Bappeda menjelaskan, kegiatan di Bappeda itu perihal ‘review’ tim koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi, terhadap pelaksanaan Rencana Aksi Daerah Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (RAD PPK) tahun 2017.

“Jadi kegiatan tadi pagi (Jumat) di Bappeda itu, yang dihadiri orang KPK, merupakan tindak lanjut dari MoU pemerintah bersama KPK saat tahun lalu, sebagai upaya pencegahan korupsi pada pelaksanaan program kegiatan di lingkungan pemkab Cianjur,” ujar Herman saat ditemui seusai mengikuti kegiatan Ashar Mengaji di Masjid Agung Cianjur, Jumat (16/3/2018).

Dijelaskan Herman, dengan adanya supervisi dari KPK terhadap pelaksanaan program kegiatan di lingkungan pemkab, maka program kegiatan bisa berjalan dengan baik. “Ini kita lakukan sebagai upaya untuk menciptakan sebuah tatanan pemerintahan yang bersih,” pungkasnya. (KB)