Beranda Karawang Percepatan Vaksinasi Jadi Kunci Pemulihan Ekonomi

Percepatan Vaksinasi Jadi Kunci Pemulihan Ekonomi

KARAWANG – Program vaksinasi COVID-19 yang dilakukan oleh pemerintah merupakan kunci memulihkan kesehatan dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Hal itu diungkapkan pengusaha muda yang juga Direktur PT Sarana Abadi Raya, Dr.(c) Dhiraj Kelly Sawlani, S.E.,M.MSi.

Menurut Dhiraj, secara nasional, saat ini ekonomi mengalami penurunan akibat pandemi COVID-19 yang terjadi selama dua tahun terakhir.

Untuk itu, kata dia, program vaksinasi ini adalah salah satu upaya untuk menurunkan tingkat penularan COVID-19 di Indonesia.

“Penurunan tingkat infeksi COVID nasional tentu akan berbanding lurus dengan pemulihan ekonomi secara nasional,” ujar Dhiraj, di kantornya Karawang Business Square Blok A No.1-2 Jl Surotokunto No 28 Karawang.

Penurunan ekonomi secara nasional ini, kata Dhiraj, akibat banyaknya anggaran belanja pemerintah yang dialokasikan untuk penanganan pandemi.

“Apabila pandemi sudah usai atau berubah menjadi endemi, maka sudah dapat dipastikan anggaran belanja pemerintah dapat dialokasikan ke sektor lain seperti pembangunan, pariwisata, dan sebagainya,” ujar pria pemilik akun Instagram @dhirajkelly.

Agar program vaksinasi ini bisa tepat sasaran dan merata kepada semua lapisan masyarakat, menurutnya, pemerintah perlu memberikan sosialisasi menyeluruh terhadap semua lapisan masyarakat terkait manfaat, efektivitas dan keamanan vaksin dan dampaknya pada penyelesaian pandemi dan pemulihan ekonomi nasional.

Dengan memahami manfaat, efektivitas, dan keamanan vaksin, maka seluruh lapisan masyarakat akan berlomba-lomba untuk mengikuti program vaksinasi secepat mungkin.

“Terkadang isu bahaya vaksin dan isu kurang efektifnya vaksin membuat masyarakat enggan mengikuti program vaksinasi, hal ini yang perlu diantisipasi oleh pemerintah,” ujarnya.

Untuk itu, kata Dhiraj, pemerintah harus mengantisipasi hal tersebut dengan edukasi dan sosialisasi yang komprehensif.

Program vaksinasi yang dijalankan oleh pemerintah saat ini, kata Dhiraj, bisa dirasakan oleh semua lapisan termasuk pelaku ekonomi menengah apabila program berjalan secara merata.

Dengan begitu, kata dia, diharapkan kedepan PPKM bisa dilonggarkan dan sektor pariwisata akan bergejolak kembali. Termasuk kata dia, pelaku ekonomi menengah dapat menjalankan usahanya tanpa dibatasi terlalu ketat.

“Konsumen pun akan mulai melakukan pembelian kembali secara rutin karena sudah bebas beraktivitas tanpa adanya pembatasan yang terlalu ketat,” ujarnya.

Dhiraj berharap pemerintah tidak lelah untuk terus menghimbau masyarakat ihwal wajib vaksin, memanfaatkan aplikasi peduli lindungi untuk keluar masuk pusat keramaian dan sebagai syarat transportasi udara maupun darat.

Dengan diwajibkan seperti itu, kata dia, masyarakat akan mengikuti program vaksinasi sesegera mungkin agar dapat beraktivitas secara normal.

Selain itu, menurut Dhiraj, percepatan vaksin oleh pemerintah juga menjadi kunci suksesnya program vaksinasi dan pemulihan ekonomi nasional.

“Program vaksinasi harus dapat dijalankan di beberapa lini, mulai dari puskesmas, koramil, rumah sakit, pusat perbelanjaan, hingga mobil keliling untuk vaksinasi,” katanya.

Hal lain yang tak kalah penting yaitu proses pendistribusian vaksin. Distribusi yang terlambat, menurut Dhiraj, akan mempengaruhi laju vaksinasi.

“Yang terakhir, stok vaksin perlu dipastikan tersedia cukup sehingga dapat menunjang kebutuhan vaksin setiap harinya secara tepat waktu,” katanya.

Menurut Dhiraj, pertumbuhan ekonomi Indonesia memang lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2020. Namun, belum bisa dikatakan optimal karena saat ini semua pihak masih berjuang menghadapi pandemi ini.

Dia memperkirakan, perekonomian Indonesia akan tumbuh maksimal pada tahun 2022 sejalan dengan jangkauan vaksinasi yang sudah merata menyentuh semua lapisan masyarakat.

Menurut Dhiraj, Herd immunity merupakan kunci untuk terlepas dari pandemi. Secara statistik zero case menurutnya adalah hampir tidak mungkin, namun status pandemi berubah menjadi endemi adalah sangat memungkinkan.

“Dengan berubahnya status pandemi menjadi endemi, kita dapat menjalani kehidupan secara normal seperti sedia kala, dan perekonomian akan bangkit seperti sedia kala,” pungkas Dhiraj. (kii/rls)