Beranda Karawang Perjalanan Penyandang Autisme di Karawang yang Ubah Keterbatasan Jadi Kekuatan, Kini Jadi...

Perjalanan Penyandang Autisme di Karawang yang Ubah Keterbatasan Jadi Kekuatan, Kini Jadi PNS

Penyandang autisme di karawang
Penyandang autisme, Muhammad Fauzi Hammadfa berfoto bersama kriminolog nasional, Maman Suherman dan Sahabat Disabilitas Karawang, Rini Nuraeni.

KARAWANG – Di Karawang, Jawa Barat, ada seorang pemuda bernama Muhammad Fauzi Hammadfa. Usianya 30 tahun, dan dia adalah penyandang autisme. Tapi jangan buru-buru menaruh simpati—karena yang ingin Fauzi tunjukkan ke dunia bukanlah rasa kasihan, melainkan kekaguman atas kerja keras dan keberanian.

Setiap harinya, Fauzi sibuk. Bukan sibuk biasa, tapi sibuk yang produktif dan penuh makna. Ia belajar desain, mengikuti kelas menulis, bahkan pernah menjadi pembicara di forum internasional.

Tak berhenti di situ, tiga buku juga sudah lahir dari tangannya: Arunika yang Muram dan Getaran Sang Arunika di tahun 2021, serta Permata yang Terbuang pada 2023.

Baca juga: Kisah Aipda Dindin Sisihkan Gaji Demi Dirikan Madrasah Gratis untuk Anak Yatim di Karawang

“Alhamdulillah saya menghasilkan 3 karya yang mendapatkan sambutan luas dari warga Karawang,” ungkapnya kepada tvberita pada Jumat, 25 April 2025.

Jadi PNS di usia muda
Penyandang autisme di karawang
Muhammad Fauzi Hammadfa menunjukkan buku hasil karyanya.

Tak hanya itu, dengan tekad membahagiakan orang tua, Fauzi juga menantang diri untuk mendaftar CPNS, dan ia lolos dengan nilai tertinggi.

Demi membahagiakan orang tuanya, ia ikut seleksi CPNS 2024—bersaing dengan lebih dari seribu peserta lain. Hasilnya? Dari 1.083 peserta, Fauzi berada di posisi kedua tertinggi, dengan skor 464 poin.

Kini, ia akan mengabdi di RSUD Cideres, Majalengka.

“Saya ingin membahagiakan kedua orang tua, saya ingin mengabdi kepada negara dengan segala kemampuan yang saya punya dan membuktikan bahwa autism bisa berprestasi,” ujarnya.

Fauzi berharap, keberadaan dirinya bisa memotivasi banyak orang. Ia ingin membuktikan bahwa menjadi disabilitas bukanlah suatu kekurangan.

Baca juga: Karawang Bebaskan PBB-P2 untuk Lahan Sawah, Petani Girang: Uangnya Bisa Buat Beli Pupuk

“Saya ingin menebar kebaikan ke orang, supaya orang lain teredukasi dan sadar kepada disabilitas jangan memandang sebelah mata, jangan memberlakukan semena-mena,” tuturnya.

Fauzi juga memberikan pesan khusus bagi penyandang disabilitas, ia mengajak teman-teman disabilitas untuk tidak merasa rendah diri. Fauzi percaya, niat dan perjuangan yang tulus tidak bisa mematahkan seseorang, bagaimanapun kondisinya.

“Buat temen-temen disabilitas Karawang tetap semangat, ayo buktikan kalian bisa. Tidak ada istilah normal dan tidak. Yang ada itikad dan perjuangan, disertai niat yang tulus. Insyaallah akan sukses,” pungkasnya. (*)