
KARAWANG – Tohim (71) seorang kakek di Cilamaya Wetan, Karawang menderita kanker ganas, seumur hidupnya tak pernah mendapatkan bantuan pemerintah.
Tvberita.co.id berkesempatan mengunjungi kediamannya di Dusun Benteng Ompong, Desa Cikarang, Kecamatan Cilamaya Wetan pada Senin, 29 Juli 2024.
Saat dikunjungi, Tohim terlihat lesu dan letih, berjalan dari arah sawah dengan membawa luka dikening samping matanya.
Baca juga: Baru Ditinggal Tidur 30 Menit, 4 Motor Mahasiswa KKN di Karawang Raib Digondol Maling
“Saya terkena kanker kulit, tapi sudah kena saraf mata. Terakhir ke RSUD, katanya harus dioperasi ke Bandung atau Jakarta, tapi saya gak punya apa-apa,” ungkapnya saat diwawancarai.
Ia menceritakan, penyakit tersebut telah lama dideritanya, kurang lebih sejak tahun 2002. Namun, Tohim merasa tak berdaya lantaran tak punya apa-apa dan hidup sebatang kara.
Oleh karenanya, untuk bertahan hidup Tohim pun memaksakan diri bekerja serabutan, sebagai kuli maupun buruh petani.
“Kadang-kadang ada yang nyuruh nguli atau ngerambet. Dapetnya kadang-kadang cuman 60 ribu, itupun gak menentu dapatnya kapan. Saya punya 2 anak, tapi sekarang sudah gak tau kemana. Mereka pergi udah lama sekali, istri saya udah meninggal,” terangnya.

Di sisi lain, Tohim cukup bersyukur lantaran memiliki beberapa tetangga yang baik hati. Beberapa hari terakhir, lanjut Tohim, dirinya sempat diantar berobat ke 4 Rumah Sakit oleh tetangganya.
Baca juga: Robert Downey Jr. Bertransformasi dari Iron Man Menjadi Villain Doctor Doom dalam MCU
“Ke RS yang arah Cikampek, RS Puri Asih, RS Paru, RS Karya Husada sama terakhir RSUD. Tapi semua hasilnya sama, harus dioperasi, matanya juga harus dibuang,” lanjutnya.
Dengan nada sedih, ia menyampaikan, meskipun kondisi hidupnya amat sulit, dirinya sama sekali belum pernah merasakan dapat bantuan dari pemerintah.
Rumah yang ia tinggali saat inipun, merupakan pemberian seseorang. Tohim tinggal disebuah gubuk yang luasnya hanya sebesar kandang sapi.
Baca juga: Menakar Partisipasi Politik Perempuan dalam Pilkada Karawang 2024
“Melihat orang lain sering dapat bantuan, ada beras ada uang. Alhamdulillah saya belum pernah merasakan sama sekali. Bahkan kemarin mau berobat ke RSUD pinjam mobil ke lurah juga tidak dikasih,” ujarnya berkaca-kaca.
Tentunya Tohim berharap, pemerintah bisa memberikan pertolongan baginya. Sebab saat ini, yang bisa ia lakukan hanyalah pasrah dan tetap menjalani hidup.
“Pernah dikasih uang cuman sekali, itu nominalnya 200 ribu, tapi 100nya dipotong. Jadi saya cuman dikasih 100 ribu saja. Biar sakit, saya banting tulang sendiri. Saya sudah pasrah,” tutupnya. (*)