Beranda Headline “Rereongan Sapoe Sarebu”: Gerakan Seribu Rupiah Bangun Solidaritas Warga Jabar

“Rereongan Sapoe Sarebu”: Gerakan Seribu Rupiah Bangun Solidaritas Warga Jabar

Rereongan Sapoe Sarebu

PURWAKARTA – Sebuah gelombang solidaritas baru tengah menyapu Bumi Pasundan. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, di bawah kepemimpinan Gubernur Dedi Mulyadi, resmi meluncurkan gerakan “Rereongan Sapoe Sarebu” (Poe Ibu) — sebuah inisiatif kolektif yang membuktikan bahwa kebaikan tidak mengenal nominal.

Program ini mengajak seluruh elemen masyarakat, Aparatur Sipil Negara (ASN), serta pelajar untuk menyisihkan dana Rp1.000 setiap hari, secara serentak di seluruh wilayah Jawa Barat. Kick-off peluncuran digelar di Kantor Sekretariat Daerah (Setda) Purwakarta, Senin (6/10/2025), dan diikuti jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD), kecamatan, hingga desa.

Baca juga: Koperasi Desa Merah Putih Cibeber Jadi Tonggak Kemandirian Ekonomi Purwakarta

Langkah ini menandai dimulainya era baru gotong royong dan kepedulian sosial masyarakat Jawa Barat.

Partisipasi Sukarela, Bukan Paksaan

Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein (Om Zein) menjelaskan bahwa gerakan ini murni bersifat sukarela.

“Mulai hari ini kita gerakkan bersama. Dari ASN, pelajar, sampai masyarakat bisa ikut menyumbang seribu rupiah setiap hari. Sumbangan ini sifatnya ikhlas, bukan paksaan,” ujarnya kepada media.

Berdasarkan Surat Edaran (SE) Nomor 149/PMD.03.04/KESRA, program Rereongan Sapoe Sarebu diarahkan untuk membantu kebutuhan darurat warga kurang mampu di bidang pendidikan dan kesehatan. Dana gotong royong ini akan mengisi celah kebutuhan masyarakat yang tidak tercakup dalam program pemerintah, seperti biaya transportasi pasien, kebutuhan pendampingan berobat, pembelian seragam, dan kebutuhan esensial pelajar dari keluarga prasejahtera.

“Sekolah gratis dan BPJS sudah ada, tapi ongkos ke rumah sakit atau seragam sekolah sering jadi kendala. Melalui program ini, kendala itu bisa kita bantu atasi,” tambah Om Zein.

Pengelolaan Transparan & Pengawasan Masyarakat

Untuk menjamin transparansi, setiap desa dan OPD akan menunjuk bendahara khusus. Dana yang terkumpul dikelola secara terpisah dan akan diaudit secara berkala oleh Inspektorat.

Selain itu, posko pengaduan masyarakat akan dibuka di rumah kepala desa dan tingkat kabupaten, sehingga masyarakat dapat ikut mengawasi langsung penggunaan dana.

Baca juga: Bupati Purwakarta Dukung Turnamen Sepak Bola U-40 Antar Kecamatan

“Ini adalah ikhtiar untuk mempercepat pelayanan kepada masyarakat. Dana gotong royong ini dikelola secara terbuka dan masyarakat bisa ikut mengawasi,” tegas Om Zein.

Gerakan Kecil, Dampak Besar

Program Rereongan Sapoe Sarebu diharapkan menjadi simbol nyata solidaritas dan kebersamaan masyarakat Jawa Barat. Hanya dengan Rp1.000 per hari, gerakan ini berpotensi mengumpulkan dana signifikan untuk membantu warga yang benar-benar membutuhkan.

“Gerakan ini mungkin terlihat sederhana, namun dampaknya sangat besar. Kalau semua elemen ikut, jumlahnya bisa luar biasa,” kata Om Zein.

Melalui Rereongan Sapoe Sarebu, Jawa Barat tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga memperkuat pondasi kemanusiaan. Setiap sumbangan menjadi investasi harapan bahwa tidak ada warga yang tertinggal dalam perjalanan menuju kesejahteraan. (*)