KARAWANG – Kelas berbahan dasar kontainer milik Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) resmi digunakan mahasiswa sebagai tempat kegiatan belajar mengajar (KBM) pada Senin (14/4) kemarin.
Mahasiswi Fakultas Kesehatan Program Studi Kebidanan Unsika, Devisca mengaku mendapat suasana baru saat menjajal kelas kontainer tersebut.
“Suasana baru sih, beda dari kelas yang ada di dalem. Terus juga agak lumayan pengap sih, cuman ya kalau ada AC dua jadi kebantu,” ungkapnya, Selasa (15/4).
Baca juga: Heboh Limbah Medis Dibuang Sembarangan, Direktur Paper: Polisi dan DLH Karawang Wajib Usut Tuntas
Akan tetapi, ia menilai kelas tersebut tidak akan bisa dipakai ketika Ujian Tengah Semester (UTS) karena posisinya terlalu berdempetan.
“Gak bisa di situ, soalnya dempet-dempetan, gampang buat dicontek,” kata Devisca.
Mahasiswi Unsika lainnya, Retno Cahya, menyebut kelas kontainer ini terbilang unik, sehingga wajar jika menjadi perhatian publik.
Ia berharap kelas ini betul-betul kedap suara ketika hujan, sehingga suara air yang menghantam kabin tidak menggangu pembelajaran.
“Happy sih karena dapet suasana baru, kita sekarang lagi adaptasi ke tempat baru. Ini pertama kalinya, kita mau esplor juga habis ini keliling lihat-lihat semua ruang kabin yang ada,” tutupnya.
Sempat ramai dikritik

Pembangunan kelas berbahan dasar kontainer ini diketahui ramai dikritik publik karena menelan anggaran sebesar Rp 6,4 miliar.
Baca juga: Cerita Peminta Sumbangan Masjid di Jalan Karawang: Tahu Ada Larangan, tapi Nunggu Instruksi Desa
Dana sebesar itu dialokasikan untuk pembuatan 36 ruang kelas, 2 toilet, 1 kantin dan gudang.
“Saat ini kita melihat sesungguhnya, interiornya. Kabin itu hanya kemasan (luar) dalamnya tidak berbeda dengan kelas konvensional, fasilitasnya juga sama,” ungkap Rektor Unsika, Ade Maman Suherman.
Ade mengklaim pengadaan kelas kontainer ini merupakan solusi kreatif dan efisien untuk mengakali kekurangan ruang kelas. Apalagi jumlah mahasiswa terus bertambah karena tidak semua bisa lulus tepat waktu.
“Karena kalau nunggu pembangunan jalur normal konvensional, belum tentu bisa dieksekusi secara cepat,” katanya.
Baca juga: Rektor Unsika Klaim Kelas Kontainer Tahan Rusak dan Bencana: Ini Standar Internasional
Dipakai 3 fakultas
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Indra Budiman menambahkan, saat ini ada 3 fakultas yang menggunakan kelas kabin sebagai kelas sementara.
“Fakultas Kesehatan, Fakultas Pertanian dan Fakultas Tehnik. Lama belajar di kelas kabin ini 3 SKS atau 2 jam setengah,” terangnya.
Jika nanti kelas konvensional sudah ada, kata Indra, maka kelas kabin bisa digunakan untuk kegiatan kemahasiswaan seperti organisasi mahasiswa (ormawa). (*)