
KARAWANG – Sepekan menjelang Lebaran 2025, jasa tukar uang baru di Kabupaten Karawang, Jawa Barat mulai menjamur.
Pantauan tvberita, Selasa (25/3) siang, jasa penukaran uang baru tersebut terlihat berjejer di Jalan Lingkar Luar Tanjungpura, Kecamatan Karawang Barat.
Terlihat, para penyedia jasa tukar uang tersebut tersebut memajang uang baru, mulai dari pecahan Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000 hingga Rp20.000.
Baca juga: Kesalnya Bupati Karawang Perbaikan Jalur Mudik Molor dari Target: Harusnya Tanggal 20 Selesai
Penjual rata-rata dari Medan

Salah satu penjual bernama Nurgaya Aritonang (47) menyebutkan, jasa tukar uang ini sudah mulai bermunculan sejak 2 minggu yang lalu. Ia bersama rekan-rekannya, standby di trotoar jalan sejak pukul 7 pagi hingga malam.
“Saya orang Siantar Medan, penjual lain disini juga sama, kebanyakan orang Medan, tapi sudah punya tempat tinggal di Karawang,” ungkapnya saat diwawancarai pada Selasa, 25 Maret 2025.
Ia sendiri, sudah menggeluti pekerjaan ini selama 5 tahun di Karawang. Setiap menjelang lebaran, ia bersama suaminya sama-sama bekerja sebagai jasa penukar uang di depan kantor DLH Karawang.
“Lokasinya disini terus, karena bakal ramai pas arus mudik pertama,” katanya.
Uang Berasal dari Bandar
Nurgaya bersama suami, menawarkan uang asli dari Bank Indonesia (BI). Namun uang-uang tersebut diperolehnya dari seorang bandar yang ada di wilayah Cikarang, Bekasi.
Baca juga: RSUD Karawang Salurkan Zakat dan Sedekah ke Ratusan Marbot Masjid hingga Anak Yatim
Sistemnya, lanjut dia, si bandar memberikan pinjaman dan keuntungan harus disetorkan sebagian. Misal meminjam 100 juta, Nurgaya harus membayar keuntungan sebesar 1% kepada bandar atau sama dengan nilai Rp1.000.000,-.
“Kita pinjem 500 juta (ke bandar), kita harus ngasih keuntungan ke dia 5 juta. Laku gak laku harus tetap bayar,” ungkapnya.

Adapun masyarakat yang menukar, per Rp100.000,- dikenakan admin sebesar Rp15.000,-.
“Untungnya cuman 4 ribu per 100 ribu, alhamdulilah selama ini habis terus,” ungkapnya.
Di luar pekerjaan ini, Nurgaya hanyalah seorang ibu rumah tangga beranak 3. Sedangkan sang suami, bekerja sebagai tukang bengkel disebrang kantor DLHK.
Baca juga: Viral Perbaikan Jalur Mudik Karawang Cuma Ditabur Aspal Sambil Diinjak-injak, Kok Bisa?
Penjual lainnya, Tika (41) meraup keuntungan lebih kecil dari penjual lainnya. Per Rp100.000 ia hanya memperoleh keuntungan Rp2.000 saja.
“Kita dikasih ini 50 juta, disuruh kerjain. Yang punya uangnya dari Jakarta, yang nukar banyak, rata-rata 100 ribu, sejuta, paling gede 3 juta,” paparnya.
Ratna (35) pembeli jasa tukar uang tersebut mengaku sudah sering menukar uang di pinggir jalan. Paling besar, ia menukar uang sebesar Rp1.000.000,-
“Saya dari Rawamerta, nuker kesini biar gampang. Tapi ini uang asli sih, saya setiap tuker kesini terus,” tandasnya. (*)