KARAWANG – Komunitas Karawang Heritage menggelar sarasehan sejarah Bendungan Walahar pada Minggu, (30/11). Kegiatan tersebut digelar dalam rangka memperingati 100 tahun atau seabad Bendungan Walahar, salah satu infrastruktur peninggalan masa Belanda yang terletak di Desa Walahar, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Turut hadir, eks Bupati Karawang Dadang S Muchtar dan Kepala Dinas Sumber Daya Air mewakili Gubernur Jawa Barat Dikky Achmad Sidik.
Penyelenggara juga menghadirkan 6 narasumber, diantaranya; Manager Operasi Unit Wilayah II PJT II Sugeng Riyanto, Kabid Kebudayaan Disparbud Karawang Waya Karmila, Ketua TACB Karawang Obar Subarja, Nino Herdarmin dan Asep Sundapura dari Karawang Heritage.
Baca juga:Â Satu Abad Mengalirkan Kehidupan, Bendungan Walahar Karawang Menuju Status Cagar BudayaÂ
Adapun pesertanya, berasal dari unsur komunitas budaya, guru-guru sejarah, mahasiswa, pelajar serta masyarakat umum. Acaranya berlangsung lancar dimoderatori oleh Bapung Aing dan dipantik oleh John Rico selaku General Manager Wilayah II Perum Jasa Tirta II.
Ketua Karawang Heritage, Asep R Sundapura menyampaikan, peringatan 100 tahun Bendungan Walahar ibu adalah momentum penting bagi masyarakat Karawang untuk kembali menengok akar sejarah yang telah menjadi sumber kehidupan.
“Walahar bukan hanya bangunan irigasi, tetapi penopang peradaban pertanian Karawang selama 1 abad. Di sinilah air mengalirkan kehidupan, menghidupi sawah-sawah kita, dan membentuk identitas Karawang sebagai lumbung padi,” ujarnya kepada tvberita pada Senin, 1 Desember 2025.
Melalui kegiatan ini, lanjut Asep, pihaknya ingin mengingatkan bahwa keberadaan Bendungan Walahar harus dihargai dan dirawat. Hal ini ia tegaskan karena kesadaran terhadap air, lingkungan, dan pertanian hari ini menjadi isu yang sangat krusial.
Baca juga:Â 100 Tahun Bendungan Walahar, Infrastruktur Bersejarah yang Berperan Penting bagi Karawang
Pasalnya, modernisasi dan industrialisasi telah mengubah wajah Karawang. Karena itu, masyarakat tidak boleh kehilangan kesadaran bahwa Karawang berdiri di atas fondasi pertanian dan budaya yang panjang.













