Beranda Regional Sering Diguyur Hujan, Penjualan Keramik Plered Sepi Pengunjung

Sering Diguyur Hujan, Penjualan Keramik Plered Sepi Pengunjung

PURWAKARTA, TVBERITA.CO.ID- Hujan yang turun terus menerus sejak pagi sampai sore hari selama lebih dari beberapa pekan terakhir ini mengakibatkan Produksi kerajinan gerabah dan keramik di Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta sepi pengunjung. Kondisi ini dikeluhkan sejumlah perajin karena menurunnya omzet.

Fatah, perajin gerabah mengaku hanya bisa menyuplai barang ke Jakarta sebanyak satu bak angkutan roda empat dari biasanya dua bak per pekan. “Kalau hujan, proses pengeringannya lebih lambat. Biasanya dua minggu jadi tiga minggu prosesnya (produksi),” katanya, Minggu 9 Desember 2018.

Fatah berharap pelanggan memaklumi keterlambatan tersebut. Perajin yang telah berkecimpung selama sekitar 20 tahun itu mengaku telah memiliki banyak pelanggan tetap yang menjadi distributor produk gerabah buatannya di kota-kota besar terutama Jakarta.
Di tempatnya, Fatah lebih banyak memproduksi pot bunga dalam berbagai jenis dan ukuran. Produknya dijual mulai dari harga ribuan rupiah hingga ratusan ribu rupiah per unit.

“Penghasilan saya otomatis menurun kalau begini. Tapi ini masih belum parah,” katanya.Penurunan produksi juga mengganggu penjualan di kios-kios setempat. Selain suplai yang terlambat, penurunan penghasilan penjual produk gerabah dan keramik Plered juga terkendala hujan. “Penurunan penjualan sampai 75 persen kalau musim hujan begini,” kata seorang penjual, Entih (59). Di tokonya, Entih menjual berbagai jenis kerajinan dari bahan tanah liat seperti pot bunga, celengan dan sebagainya. Di antara semua produknya, pembeli lebih banyak yang membeli celengan kecil berbentuk binatang, tokoh pewayangan hingga buah-buahan.

“Biasanya satu minggu bisa dapat Rp10 jutaan, sekarang paling hanya Rp5 jutaan,” kata Entih. Bahkan, ia sampai tak mendapatkan satu pembeli pun saat hujan terjadi terus menerus dalam sehari. Ia hanya bisa berharap kondisi cuaca membaik sehingga banyak pembeli yang datang. Sementara itu, Ketua Unit Pelaksana Teknis Penelitian dan Pengembangan Keramik Kecamatan Plered Bambang Mega Wahyu menilai penurunan produksi secara keseluruhan tidak signifikan. Ia bahkan mencatat kenaikan angka produksi kerajinan gerabah dan keramik sebanyak lima persen sepanjang tahun ini.

“Buktinya kita masih bisa ekspor (yang awalnya) 98 kontainer sekarang sudah 101 kontainer selama tahun ini,” kata Bambang mengonfirmasi. Produk-produk buatan perajin lokal diakui telah diekspor ke berbagai negara wilayah Amerika. Jumlahnya pun terus naik seiring peningkatan produksi.

Menurutnya, penurunan produktivitas saat musim hujan adalah hal yang biasa seperti halnya juga saat bulan puasa. Bambang mengimbau para perajin untuk mempersiapkan diri dengan menambahkan intensitas produksi sebelum memasuki musim hujan.

Upaya tersebut diakui untuk menjaga suplai ke pasaran setiap bulan. “Kalau ada beberapa perajin yang bilang menurun itu karena pertama mereka tidak ada persiapan sebelumnya. Kalau keramik itu punya cadangan sampai tiga bulan stoknya,” kata Bambang. UPTD Litbang Keramik Kecamatan Plered mencatat sebanyak 205 unit usaha yang berkaitan dengan kerajinan keramik dan gerabah. Mereka terbagi atas pengolah bahan, perajin produksi, pemasok dan pengekspor.(KB)