Beranda Regional Siap Hadapi Kemarau, Perumdam Tirta Mukti Siagakan Armada Tanki

Siap Hadapi Kemarau, Perumdam Tirta Mukti Siagakan Armada Tanki

CIANJUR, TVBERITA.CO.ID -Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Mukti, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat telah menyediakan armada mobil tanki air bersih untuk mengantisipasi terjadinya musim kemarau yang telah melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Cianjur.

 

Armada mobil tanki air bersih itu, akan digunakan untuk mengirim pasokan air bersih ke wilayah-wilayah yang tidak mendapatkan pasokan air bersih selama 24 jam.

“Untuk antisipasi musim Kemarau yang sudah melanda sejumlah wilayah di Cianjur, kami siap mengirim pasokan air bersih dengan armada mobil tanki,” kata Direktur Utama Perumdam Tirta Mukti, Kabupaten Cianjur, Budi Karyawan, kepada wartawan, Minggu (5/8/2018).

Meskipun musim kemarau sudah mulai terjadi, Budi menyebutkan, untuk ketersediaan air di sumber-sumber air yang dimiliki Perumdam Tirta Mukti, dipastikan aman.

Namun, lanjut Budi, untuk sumber-sumber air bersih yang menggunakan air permukaan, seperti danau dan sungai saat ini memang sudah mengalami penyusutan debit.

“Untuk sumber mata air alami dipastikan aman, tapi untuk yang mengandalkan sumber air permukaan, seperti yang ada di wilayah Cianjur bagian selatan saat ini sudah mengalami penyusutan debit,” terangnya.

Baca Juga : Disdik Purwakarta Jamin Asuransi Kesehatan Dan Tenaga Kerja Guru Honorer

Budi mengimbau, masyarakat agar menyediakan bak-bak penampungan air bersih atau torn untuk memenuhi ketersedian air bersih sehari-hari.

Sebelumnya, memasuki musim kemarau Pemkab Cianjur menyiapkan langkah antisipasi dampak kekeringan. Diperkirakan, Agustus mendatang akan menjadi waktu terjadinya kemarau yang lebih kering sehingga pemerintah pun semakin fokus kepada titik-titik rawan terdampak kekeringan.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur Sugeng Supriyatno mengatakan, hingga saat ini memang belum ada laporan masuk mengenai kekeringan di Cianjur. Hal itu diduga, karena kemarau belum begitu terasa dan hujan pun masih turun meski tidak merata di beberapa titik.

”Tapi, melihat dari cuaca, Cianjur sudah masuk kemarau. Jadi, kami juga sudah siaga bencana kemarau dan kekeringan. Prediksinya, siap siaga bencana akan berlangsung sampai September,” ujar Sugeng.

Menurut dia Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BPBD Provinsi Jawa Barat telah mengingatkan pihak daerah terhadap berlangsungnya kemarau. Pasalnya, memasuki Agustus, kemungkinan curah hujan akan terus berkurang dan kekeringan akan terjadi secara merata.

Sugeng menjelaskan, sebulan ke depan BPBD Cianjur harus benar-benar siaga dan terus memonitor kondisi setiap daerah. BPBD tidak hanya mengandalkan laporan dari pihak kecamatan, tapi juga memantau dan menanyakan kepada banyak pihak melalui radio secara aktif.

”Untuk titik rawan kekeringan, sejauh ini tidak banyak berubah. Melihat dari kejadian tahun lalu, daerah yang sering melapor kepada kami masih sama saja. Tiga kecamatan di utara dan juga selatan, masih jadi titik rawan terdampak,” ucap dia.

Lokasi-lokasi tersebut, adalah Kecamatan Karangtengah, Mande, Sukaluyu, Leles, dan Cibinong. Sebenarnya, BPBD pun seringkali memprediksi sejumlah daerah yang kemungkinan terdampak kemarau seperti terjadinya krisis air bersih. Namun, perkiraan itu seringkali tidak terjadi dan kecamatan yang biasa melapor akhirnya tetap menjadi daerah terdampak musim kemarau.

Walaupun sudah terbiasa mengantisipasi atau menangani musibah di musim kemarau, hingga saat ini BPBD masih mengalami sejumlah kendala. Sugeng mengungkapkan, upaya bantuan di wilayah selatan seringkali terkendala jalur dan kondisi geografis.

”Jadi memang air yang dikirim melalui tangki tidak bisa dipasok ke sana. Karena jalurnya tidak bisa dilalui. Beda dengan wilayah utara, pasokan air lebih mudah diberikan kalau bicara kondisi geografis,” ujar Sugeng.

Menurut Sugeng, pasokan air untuk wilayah utara bisa didapatkan setelah berkoordinasi dengan PDAM dan Dinas Lingkungan Hidup. Keduanya, dioptimalkan dalam memberikan bantuan karena memiliki tangki untuk memasok air bersih.

Secara terbuka diakui, BPBD Cianjur memang belum memiliki tangki untuk memasok air. Oleh karena itu, proses pengiriman air pun masih membutuhkan bantuan instansi lain. Akan tetapi, kondisi tersebut telah dilaporkan kepada BNPB dan BPBD pun meminta agar pemerintah pusat dapat memenuhi kebutuhan tangki di Cianjur.

Sementara itu, Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar mengatakan, hingga saat ini sejumlah persiapan sudah dimaksimalkan sejak di tingkat desa. Ia menjelaskan, masyarakat di masing-masing desa yang tersebar telah membuat sumur bor.

”Upaya pengamanan air, pengolahan, dan penimbunan air yang diolah PDAM sudah dilakukan. Ada di beberapa daerah,” kata Irvan.

Menurut dia, peta demografi terkait potensi dampak kekeringan sudah terpetakan dengan baik. Jadi, upaya sejak di tingkat desa itu pun sudah dilakukan di daerah-daerah rawan yang sesuai dengan demografi yang dimiliki pemerintah.(kb)