BANDUNG,TVBERITA.CO.ID- Penemuan dua kerangka mayat di sebuah rumah di Gang Nusa Indah VI Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, menggegerkan warga Cimahi.
Dua kerangka tubuh manusia yang merupakan anggota keluarga dari pemilik rumah tersebut disimpan di dalam rumahnya dengan ditutupi sarung.
Kabid Humas Polda Jabar, AKBP Hari Suprapto menjelaskan, penemuan kerangka mayat berawal dari dua orang tim kesehatan Puskesmas Melong Asih yang sedang mendata kesehatan ke rumah tersebut, Senin (29/1/2018), sekitar pukul 09.00 WIB.
Saat itu, tim tidak diperkenankan memasuki rumah oleh wanita berinisial NK, sang pemilik rumah.
Keduanya lantas pamit dari rumah itu dan kembali ke Puskesmas Melong Asih untuk melaporkan kejadian tersebut. Sekitar pukul 12.30 WIB, lima orang tim kesehatan kembali ke alamat tersebut. Kali ini didampingi ketua RT setempat.
“Karena merasa curiga, tim memaksa masuk ke dalam rumah dan mendapati dua orang yang sedang tidur dan ditutupi kain sarung,” katanya melalui pesan singkatnya, Selasa (30/1/2017).
Tim kemudian kembali dan melaporkannya ke Puskemas Melong Asih, dan kembali ke alamat rumah tersebut Selasa (30/1/2018) pagi sekitar pukul 08.40 WIB. Kali ini tim datang beserta Bhabinkamtibmas Kelurahan Melong dan ketua RT setempat.
“Tim kemudian membuka kain yang menutupi orang tersebut dan ternyata ditemukan dua mayat yang telah menjadi kerangka,” ucapnya.
Kerangka atau tengkorak tersebut diketahui suami dan anak pemilik rumah. Atas temuan ini, satu keluarga kini diperiksa di rumah sakit dikhawatirkan ada kelainan.
“Pemilik rumah yakni NK dan anaknya DR dibawa ke Rumah Sakit Cibabat, sedang EHS dibawa ke RS Jiwa Cisarua. Dugaan awal, keluarga tersebut ada kelainan,” jelasnya.
Saat ini polisi melakukan pendalaman terhadap satu keluarga itu. “Masih dilakukan lidik lebih mendalam tentang motif kejadian tersebut,” jelasnya.
Sementara itu, Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto mengatakan, dua kerangka manusia di Cimahi itu perlu dilakukan otopsi untuk memastikan ada atau tidaknya tindak pidana.
“Aturannya memang harus otopsi, tapi kami masih fokus lakukan penyelidikan,” katanya seraya mengatakan, keputusan otopsi ada di tangan keluarga.
“Keluarga belum banyak bicara, karena kedua kerangka ini anggota keluarga mereka,” pungkasnya.(KB)