KARAWANG, TVBERITA.CO.ID- Sarah bin Rasim, TKI asal Karawang terancam pengobatannya dihentikan olah pihak Rumah Sakit Adwani di Taif, Arab Saudi lantaran keluarga tidak mempunyai biaya sebesar SAR25.000.
Padahal ia saat ini membutuhkan penanganan serius. Informasi mengenai kondisi Sarah pertama kali tersebar di lini masa facebook yang diposting BMI Saudi Arabia, Mahfud. Informasi tersebut kemudian diforward anak Sarah, Nuramidan pada 18 Desember 2017 lalu.
Warga Dusun Langseb III, RT 003 RW 003, Desa Kertaraharja, Kecamatan Pedes itu tengah dalam keadaan koma dan membutuhkan biaya pengobatan di Rumah Sakit Adwani sebesar SAR25.000.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Karawang Ahmad Suroto mengungkapkan, pihaknya sudah mengajukan bantuan biaya kepada Direktur Perlindungan WNI dan BHI Dirjen Protokol dan Konsuler Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) RI melalui surat nomor 292/9808/PPTK/2017.
“Pihak keluarga berharap bantuan pembiayaan rumah sakit yang harus dibayarkan Sarah sebesar SAR25. 000,” katanya.
Suroto mengatakan, jika tidak segera dibayarkan, pihak Rumah Sakit di Tarif akan menghentikan pengobatan tersebut. “Padahal Sarah masih membutuhkan penanganan medis dengan serius,” katanya.
Sarah, imbunya, diketahui berangkat ke Arab Saudi sejak 2006 silam melalui PPTKIS Safika Jaya Utama. Namun PPTKIS tersebut kini sudah tidak beroperasi. TKI yang sudah 11 tahun meninggalkan tanah air untuk bekerja di Taif, Arab Saudi itu, rupanya meninggalkan majikan pertamanya saat baru bekerja selama 1 tahun. Alasannya karena tidak tahan dengan perilaku kasar majikan.
“Ia memutuskan meminta pindah majikan,” katanya.
Akan tetapi, kata dia, majikan pertamanya menahan semua dokumen termasuk pasport.”Sejak meninggalkan majikan pertamanya, Sarah bekerja serabutan selama 7 tahun dan tinggal bersama PMI lain di penampungan,” terangnya.(ris)