
KARAWANG – Nuraeni, seorang ibu asal Kecamatan Kutawaluya, Karawang menuntut keadilan terhadap anak perempuannya yang menjadi korban pemerkosaan. Dia mendatangi Bupati Karawang, Aep Syaepuloh untuk mengadukan kasusnya tersebut.
Momen itu terjadi pada Senin (29/9) kemarin di Kantor Bupati Karawang dan videonya ramai beredar di media sosial.
Dalam video berdurasi 02.52 menit itu, Nuraeni bersama suami dan anaknya, nampak didampingi kepala desa setempat dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan (DP3A) Karawang.
Baca juga: Viral Tepuk Sakinah Calon Pengantin, Ternyata Ini Arti dan Maknanya
Sambil menangis lirih, kepada Bupati Aep, Nuraeni menyampaikan anaknya menjadi korban pencabulan oleh oknum sopir ponpes di Rengasdengklok. Korban merupakan santriwati di ponpes tersebut.
“Awal kejadian saya tahunya, ada yang lapor di pondok pesantren ada yang dilecehkan namanya S, ‘Oh itu anak saya’. Pulang-pulang baru saya tanya, benar apa enggak kejadiannya,” tutur dia.
Anaknya itu, kata dia, awalnya tak berani menjawab lantaran ketakutan. “Satu kali dua kali nggak ngaku, yang ketiga kalinya sambil nangis baru dia ngaku,” sambung Nuraeni.
Diancam dibunuh pelaku
Tak hanya itu, korban juga disebut sempat mendapat ancaman akan dibunuh oleh pelaku jika perbuatan kejinya dibongkar. Alhasil kondisi psikis anaknya pun sangat terganggu.
“Malu saya sama tetangga soalnya banyak yang tanya-tanya terus anak saya kasihan, sudah enggak kuat fisik dan mentalnya,” beber dia.
Baca juga: Bupati Aep: Produk UMKM Karawang Harus Masuk Kamar Hotel

Menanggapi itu, Bupati Aep mengaku amat prihatin dengan kasus yang menimpa S. Berdasarkan keterangan keluarga korban, S diduga disetubuhi oleh pelaku sampai tiga kali.
“Saya menilai ini kejadian yang begitu miris. Saya melihat anak umur 14 tahun mentalnya sangat jatuh. Jadi kemarin aja, ngobrol dengan saya aja ada masih sedikit ketakutan,” ungkap Aep kepada kumparan, Selasa (30/9).
Ironisnya lagi, kata dia, keluarga korban saat ini disomasi oleh pihak kuasa hukum pelaku jika kasus ini tidak dicabut di kepolisian.
“Ya dan ternyata malah keluarganya ini yang disomasi. Kan lucu gitu. Anak yang jadi korban. Ini keluarganya kan merasa ketakutan, somasi itu. Katanya somasi udah kedua,” jelasnya.
Bupati desak usut tuntas
Aep mengaku sudah memberikan atensi khusus terhadap kasus tersebut. Dia sudah berkoordinasi dengan Kapolres Karawang, AKBP Fiki Novian agar kasusnya diusut tuntas dan pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Baca juga: Fraksi 2025: Perayaan 11 Tahun PBSI Unsika Penuh Warna, Seni, dan Kebersamaan
“Saya sudah sampaikan juga ke Pak Kapolres saya akan betul-betul turun. Makanya saya sampaikan, ini aneh, gitu. (Keluarga korban) udah kena musibah, masa dia yang harus kena,” sesal Aep.
Selain itu, Aep juga sudah menginstruksikan Kabag Hukum dan DP3A Karawang untuk memberikan pendampingan hukum serta psikologis kepada korban lantaran kondisinya trauma berat.
“Sekarang anaknya di rumah diamankan karena masih takut ketemu orang. Saya sudah sampaikan bahwa kita akan kawal kasus ini. Dan saya meyakini keluarga ini sangat membutuhkan, makanya kenapa keluarga ini maksa terus ketemu gitu, ternyata udah mah orang gak punya, dia harus ganti sekian katanya, kan aneh,” tandas Aep. (*)







