Beranda Bandung Teknologi AI Menjamah Jurnalistik, DK PWI Jabar: Tetap Kedepankan Kode Etik

Teknologi AI Menjamah Jurnalistik, DK PWI Jabar: Tetap Kedepankan Kode Etik

Teknologi AI dalam jurnalistik
Foto: istimewa.

BANDUNG – Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (DK PWI) Jawa Barat mengimbau jurnalis untuk tetap mematuhi kode etik jurnalistik di tengah pemanfaatan teknologi artificial intellegence (AI) dalam industri pers.

Anggota DK PWI Jawa Barat, Suherlan menyampaikan, pesatnya perkembangan teknologi tidak bisa dipungkiri harus dihadapi secara bijak.

Seperti contohnya keberadaan AI yang mulai masuk ke ranah dunia jurnalistik, yakni bidang penyiaran presenter.

Baca juga: PWI-Pemkab Ulas Sejarah Napak Tilas Bung Karno di Rengasdengklok Karawang

Artificial intellegence kalo dikaitkan dengan dunia pers itu sebuah bantuan sekaligus sebuah tantangan. Saat ini contohnya media nasional TV One sudah mulai menggunakan presenter berbentuk AI,” ujarnya kepada tvberita.co.id pada Selasa, 31 Oktober 2023.

Selain di ranah penyiaran presenter, kata Suherlan, AI juga sudah merambat ke dunia penulisan yang cepat dan praktis.

Saat ini terdapat banyak penulis, konten kreator, hingga jurnalis yang menggunakan jasa AI untuk mempercepat dan mempermudah pekerjaannya.

“Boleh-boleh saja, tapi ketika mau dipublish menjadi produk jurnalistik, harus mempertimbangkan kode etik dan standar penulisan yang sesuai dengan kaidah jurnalistik,” paparnya.

Suherlan menegaskan, kecanggihan teknologi tidak bisa dihalang-halangi, tetapi jangan sampai para jurnalis terjebak dan akhirnya bergantung pada AI.

Baca juga: Top! Mahasiswa UBP Karawang Raih Juara 3 di Kejuaraan Karate Cup IV Nasional

Ia berpesan kepada para jurnalis khususnya di Jawa Barat untuk tetap memperhatikan kualitas dari produk jurnalistik yang akan disebarkan kepada masyarakat.

Sebab pers sendiri memiliki beban fungsi sebagai pemberi edukasi, pemberi informasi, pemberi hiburan dan pengontrol sosial.

“Tetap perhatikan prinsip dan etika jurnalistik. Jangan sampai jadi tidak kredibel produk jurnalistiknya,” tegasnya.

“Belajar terus, banyak baca, lihat media-media yang bagus sebagai pembanding. Dan tentunya rambu-rambu dan kode etik jurnalistik harus tetap dikedepankan,” pungkasnya. (*)

Artikel sebelumnyaGaya Hidup Ala Generasi Z dan Dampak Risikonya
Artikel selanjutnyaDinilai Lalai, DPRD Karawang Segera Panggil DLH Buntut Kebakaran TPA Jalupang