Beranda Karawang Terpilih Aklamasi, Syahril Maulal Fadani Nahkodai MWC NU Karawang Timur

Terpilih Aklamasi, Syahril Maulal Fadani Nahkodai MWC NU Karawang Timur

Syahril Mwcnu karawang timur
Syahril Maulal Fadani terpilih menjadi Ketua Tanfidziah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Karawang Timur periode 2023-2028.

KARAWANG – Syahril Maulal Fadani terpilih menjadi Ketua Tanfidziah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Karawang Timur periode 2023-2028.

Syahril terpilih secara aklamasi dalam konferensi MWC NU Karawang Timur yang digelar di Mesjid Baiturrahman Kondangjaya, Karawang pada Minggu (11/6).

Sebelumnya, forum memutuskan KH. Muhammad Suha sebagai Rais Syuriah MWC NU Karawang Timur. Pemilihan tersebut dilakukan oleh 5 Ahlul Hali wal Aqdy.

Syahril terpilih aklamasi dengan raihan mutlak 8 suara dari 8 ranting yang ada di MWC NU Karawang Timur.

Baca juga: Konferensi MWC NU Karawang Timur Mesti Lahirkan Pemimpin Terbaik

Ketua Tanfidziah terpilih, Syahril atau yang disapa akrab Kang Buyung, mengutarakan bahwa dirinya akan membenahi struktur dan regulasi kepengurusan MWC NU Karawang Timur selama 5 tahun kedepan.

“Kondisi MWC NU di Karawang Timur sendiri sebelumnya memprihatinkan, tidak ada pergerakan, tidak ada kegiatan, tidak ada apa-apa pokoknya. Terlebih dahulu, yang perlu kita benahi adalah segi struktur dan kultur,” ujarnya.

Menurut Kang Buyung, perihal struktur dan kultur di Nahdlatul ‘Ulama masih terkotak-kotak, ada yang bergerak secara kultur dan ada juga yang fokus bergerak pada struktur saja.

Baca juga: PCNU Karawang Tegaskan Politik Identitas Jangan Lagi Terulang di 2024

Oleh karena itu, ia ingin warga NU di Karawang Timur sama-sama bergerak dengan sinkron menyeimbangkan dua sisi.

“Yang paling pokok, untuk masalah program kerja kedepan saya ingin mengkulturkan struktur dan mengstrukturkan kultur. Biasanya NU masih terkotak, ada yang kultur saja ada yang struktur saja, padahal keduanya penting,”

Ibarat sekolah, kata dia, orang kultur itu yang rajin sekolah sementara orang struktur itu yang terdaftar. “Bayangkan, yang kultur saja ibarat sekolah tapi tidak terdaftar, sedangkan yang struktur saja tanpa kultur itu sama dengan terdaftar tapi enggak sekolah,” tambahnya. (*)