KARAWANG – Dua kelompok massa terlibat kericuhan di Kawasan Industri Mitra Karawang pada Selasa (5/11). Kericuhan dipicu ihwal hak pengelolaan limbah pabrik PT Inti Garda Perdana (IGP).
Peristiwa itu diketahui melibatkan warga Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel dan sekelompok massa berbaju ormas dan LSM.
Warga Desa Parungmulya yang didominasi ibu-ibu awalnya dihadang oleh sekelompok massa berbaju ormas dan LSM. Aksi tandingan diduga dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak menginginkan masyarakat setempat mendapatkan hak pengelolaan limbah pabrik PT IGP.
Baca juga: Sharp Hydro Heroes: Program Kewirausahaan Bidang Pertanian untuk Anak Muda Indonesia
Kondisi dua massa yang saling berhadap-hadapan itu sempat menimbulkan kericuhan. Bahkan beberapa orang dari kelompok masyarakat Desa Parungmulya mengalami luka-luka akibat kericuhan itu.
Namun kericuhan itu tidak berlangsung lama, karena langsung ditangani oleh pihak kepolisian yang berjaga di lokasi.
Sebenarnya, masyarakat Desa Parungmulya meminta hak pengelolaan limbah ekonomis serta limbah bahan beracun dan berbahaya dari pabrik yang ada di daerahnya, untuk mendukung pertumbuhan perekonomian desa.
Baca juga: Musim Hujan Rawan Banjir, Pemkab Karawang Siagakan Tim Biru Atasi Persoalan Saluran Air
“Pemerintah desa sudah setuju dan menyepakati kalau pabrik PT IGP (Inti Ganda Perdana) yang berlokasi di Kawasan Industri Mitra Karawang menyerahkan hak pengelolaannya ke perusahaan lokal desa yang berkompeten,” kata Cep Elih, salah seorang tokoh masyarakat setempat.
Menurut dia, masyarakat Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel berharap agar pihak perusahaan yang ada di daerahnya memperhatikan kondisi sosial dan perekonomian masyarakat.