Beranda Bekasi Urus Wabah Corona, Pemkab Bekasi Dinilai Tidak Sigap

Urus Wabah Corona, Pemkab Bekasi Dinilai Tidak Sigap

TVBERITA.CO.ID, KABUPATEN BEKASI – Dengan merebaknya wabah virus Corona, sudah semestinya seluruh stakeholder berperan paling depan untuk rakyat.

Pernyataan itu disampaikan Sekjen ICMI Orda Kabupaten Bekasi Mulyadi Syamsuddin, S.Pd.I., M.Si.

“Kabupaten Bekasi seharusnya malu jika kawasan terbesar se-Asia Tenggara tidak segera tanggap dengan dampak yang ditimbulkan dengan adanya wabah virus Corona. Di sini yang paling terasa adalah keadaan ekonomi di masyarakat. Walaupun negara mengelontorkan ratusan triliun, namun prosesnya pasti akan menempuh regulasi yang memakan waktu cukup panjang, di sisi lain urusan perut rakyat tidak bisa ditunda-tunda,” katanya.

Pemkab Bekasi, kata dia, harusnya sigap menyiapkan logistik dari berbagai sumber untuk segera men-cover kebutuhan rakyat yang terdampak wabah. Karena Corona ini adalah bencana nasional.

“Perusahaan di Kabupaten Bekasi ini bukan sedikit, ribuan pabrik skala nasional dan internasional. Mereka punya kewajiban Corporate Sosial Responsibility. Jika dikelola secara profesional, dana CSR tersebut minimal bisa memback up sementara untuk kebutuhan sebagian masyarakat Kabupaten Bekasi, dengan catatan jika CSR itu tepat sasaran. Kami melihat di lapangan, tanggap Covid-19 justru malah masyarakat yang swadaya mengamankan daerahnya. Perusahaan-perusahaan yang berada di kabupaten Bekasi seperti bungkam, kalaupun memberikan kontribusi ala kadarnya, tanpa memperhatikan dan mempertanyakan apa kebutuhan masyarakat.”

Masyarakat, katanya, sudah lelah melihat angka-angka fantastis APBD, jumlah Perusahaan di Kabupaten Bekasi dan segala macamnya.

“Masyarakat itu membutuhkan bukti, bukan pencitraan. Peran-peran CSR Perusahaan di kabupaten Bekasi seperti hanya parsial. Kekuatan kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara hanya sebagai kisah yang didengar oleh masyarakat Kabupaten Bekasi, namun belum semua masyarakat merasakannya. Di manakah peran CSR? Apakah hanya sebagai Pencitraan? Ataukah disalahgunakan orang-orang tertentu, yang menjadikan manfaatnya tidak dirasakan oleh masyarakat? Wallahualam,” kata Mulyadi.

Mulyadi menambahkan, mulai sekarang masyarakat harus mulai aktif memperhatikan lingkungan baik di sisi positif dan negatifnya. Karena musuh terbesar saat ini adalah Kemiskinan dan kebodohan.

“Ingat pepatah: jangan sampai kita kelaparan di lumbung padi,” tutup Mulyadi. (gil/fzy)