JAKARTA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, curah hujan di Indonesia belum merata. Alhasil, kondisi saat ini cenderung panas meskipun beberapa waktu lalu sempat masuk musim hujan.
Sebagian dari kita pasti merasakan, kini telah memasuki musim hujan, tapi cuaca malah terasa panas.
Mengenai kondisi ini, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Pusat, Guswanto menjelaskan, meningkatnya suhu akhir-akhir ini dipengaruhi oleh dinamika atmosfer.
Baca juga: Cuaca Panas Menyengat Picu Dehidrasi, Kenali Gejala, Dampak dan Cara Mencegahnya
Fenomena atmosfernya terdiri dari kondisi El Nino Moderat dan Dipole mode positif yang membuat potensi curah hujan menjadi rendah.
“Hasil analisis kondisi iklim global menunjukkan kondisi El Nino Moderat dengan nilai NINO 3.4 sebesar + 1.70 dan nilai SOI sebesar -6.0. Nilai DMI sebesar +1.21 juga menunjukkan Dipole mode positif,” jelasnya pada Senin, 18 Desember 2023.
Guswanto mengatakan, berdasarkan hasil analisis regional per (16/12) dinyatakan curah hujan di Indonesia belum merata.
Perlu diketahui, El Nino sendiri adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya dan terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah hingga timur.
Baca juga: 5 Hewan yang Lebih Aktif Berkeliaran saat Musim Hujan, Sebagian Sering Dijumpai di Rumah
Secara umum dampak El Nino adalah kondisi kering dan berkurangnya curah hujan. BMKG mengklasifikasikan intensitas El Nino menjadi 3 kategori, yakni El Nino lemah, moderat dan kuat.
Di samping itu, Dipole Mode (DM) adalah fenomena yang tercipta akibat interaksi lautan dan atmosfer di Samudra Hindia. Ada 2 jenis DM, yaitu positif dan negatif.
DM positif artinya curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat akan berkurang. Sebaliknya, DM positif artinya curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat umumnya akan mengalami peningkatan. (*)
