KARAWANG – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Karawang, KH Tajuddin Noor menghimbau masyarakat untuk tidak tergiur dengan money politics atau politik uang.
Politik uang sendiri telah jadi rahasia umum di Indonesia, dimana masyarakat kerap tergiur dengan tawaran materi (uang) yang diberikan menjelang pemilihan umum.
Baca juga: Masa Tenang, Bawaslu Karawang Minta Parpol Copot APK-Kampanye di Medsos Disetop
Uang tersebut diberikan, dengan tujuan mengajak masyarakat untuk memilih pasangan calon yang sedang mengikuti kontestasi politik.
Tajuddin menegaskan, praktek money politics tidak boleh dilanggengkan. Sebab, kata dia, baik pemberi maupun penerima ‘uang cendol’, keduanya akan mendapatkan ganjaran atau balasan di neraka.
Baca juga: Gelar Munajat Kebangsaan, KPU Karawang Bahagiakan Anak Yatim dan Doa Bersama Pilkada Damai
“Jangan sampai jadi risywah, kita hanya mendapatkan uang berapa ratus ribu, tapi ganjarannya neraka,” tegas KH Tajuddin pada Minggu, 24 November 2024.
Karena itu, Tajuddin mengajak masyarakat Karawang untuk tegas menolak money politics. Apapun bentuk pemberiannya, lanjut Tajuddin, baik barang maupun uang harap ditolak jika itu menggadaikan hak pilih kita sebagai masyarakat demokratis.
“Kalau harus memilih salah satu Paslon apalagi sampai menggoyangkan hari merubah pilihan kita, lebih baik ditolak saja. Baik itu dalam bentuk uang ataupun barang. Kasian, untuk yang menerima dan pemberinya. Itu akan mendekam di neraka,” pungkasnya. (*)









