KARAWANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang siap bersinergi menangani banjir di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat dengan rencana pembebasan lahan tanah sekitar 1,5 hektare.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Bupati Karawang, Aep Syaepuloh saat mengunjungi titik sumber banjir Karangligar, yaitu Sungai Cibeet dan Cidawolong bersama Kepala BBWS Citarum dan Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa.
Titik banjir tersebut terletak di Desa Parungsari, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang. Aep melakukan kunjungan ke Sungai Cibeet dan Cidawolong ini, bersama Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustofa dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Dian Al-Ma’ruf pada Jum’at, 6 Desember 2024.
Baca juga: Saan Mustopa Gandeng BBWS Turun Tangan Atasi Banjir ‘Abadi’ di Karawang
“Kita Pemerintah Kabupaten Karawang menginginkan ada sinergi bersama, di mana nanti akan ada dibuatkan bendungan ini, nanti akan ada kolam retensi di sini, kita memerlukan lahan tanah sekitar 1,5 hektare,” ungkap Bupati saat diwawancarai.
Aep mengatakan, Pemkab Karawang tak keberatan untuk membebaskan lahan tanah di dua titik tersebut. Dengan harapan, upayanya bisa menyelamatkan warga sekitar dari banjir menahun.
“Nah ada 2 titik yang tentunya kami Pemerintah Daerah yang harus menyiapkan, kami tentunya tidak merasa keberatan, yang pasti lahan untuk yang tadi lebih dari 1 hektare kita akan bebaskan, yang penting masyarakat di wilayah sini bisa kita selamatkan,” katanya.
Aep juga berharap, upaya penanganan banjir yang dilakukan secara sinergis ini bisa segera direalisasikan di tahun 2025 yang akan datang. “Jadi besar harapan, mudah-mudahan ini bisa ditindaklanjut di 2025. Minta doa restunya, bismillah,” pungkas Aep.
Baca juga: Balita 3 Tahun di Karawang Lahir Tanpa Anus, Orangtua Butuh Biaya Operasi
Siapkan proyek senilai Rp 100 M
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum memperkirakan anggaran pembangunan pintu air dan kolam retensi di sekitar aliran irigasi Cidawolong Desa Parungsari, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang mencapai Rp 80-100 miliar.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua BBWS Citarum, Dian Al-Ma’ruf saat meninjau sungai Cibeet dan Kali Cidawolong bersama Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustofa dan Bupati Karawang, Aep Syaepuloh pada Jumat, 6 Desember 2024.
“Kita belum lengkap, tapi taksiran Rp 80 sampai 100 miliar,” ujarnya kepada awak media.
Dian menjelaskan, dibangunnya pintu air di sungai Cidawolong bertujuan untuk mengalirkan air yang datang dari Sungai Cibeet dan Citarum agar tidak membludak membanjiri wilayah terdekat.
“Jadi gini, banjir yang terjadi di sini, akibat air dari sungai Cibeet tidak bisa langsung masuk ke Citarum. Ketika Citarum besar, Cibeet besar, dia tertahan Cibeetnya sehingga terjadi back water. Back water Cibeet ini menyebabkan back water di Cidawolong dan Kedungwurang, nah itu yang menjadi akses banjir kesini ke Karangligar,” jelasnya.
Ia mengatakan, upaya yang akan dilakukan oleh pihaknya untuk menangani banjir ini antara lain menormalisasi sungai, membangun pintu air di sungai Cidawolong dan membuat kolam retensi.
Baca juga: BNPB Nilai Banjir Musiman di Desa Karangligar Karawang Sulit Teratasi, Kok Bisa?
“Kita akan normalisasi sesuai dengan elevasi yang kita desain. Jadi kondisi banjir yang sekarang terjadi itu sebetulnya belum fix, masih belum tertinggi. Mohon maaf saya bukan nakuti warga sini, ini baru sekitar 80 hektar, menurut analisa kami akan terjadi genangan 135 hektar,” ungkapnya.
Jika rencana ini berhasil, tambah dia, maka banjir akan berkurang signifikan menyisakan sekitar 17 sampai 40 hektar dari 135 genangan yang diprediksi.
“Mudah-mudahan lancar, nanti juga ada upaya lain yang akan tindak lanjuti dengan pak gubernur, bagaimana mengatasi sisa yang tadi yang tidak tertangani,” katanya.
Pihaknya menjanjikan, normalisasi sungai Cidawolong, pembangunan pintu air dan kolam retensi ini, akan dilakukan BBWS Citarum pada tahun 2025 mendatang. (*)