KARAWANG – Harga telur ayam terus merangkak naik. Dari semula di kisaran Rp27.000 hingga Rp28.000 per kilogram, kini tembus Rp32.000. Kenaikan ini memicu kekhawatiran di tengah masyarakat.
Winda, tim pengolahan data Disperindag Karawang, memaparkan bahwa kenaikan harga ini sebenarnya disebabkan oleh cuaca buruk.
“Apalagi sekarang cuaca tidak menentu, terkadang hujan, kadang panas,” ungkapnya, Selasa (28/10).
Baca juga: Sejoli Pembuang Bayi dengan Mulut Dilakban di Karawang Terancam 15 Tahun Penjara
Ia menambahkan, pasokan telur di lapangan mengalami penurunan volume akibat cuaca yang tidak stabil.
“Kemarin saat saya ke lapangan, pasokannya menurun karena ayam rentan terhadap cuaca. Jadi mereka mencari supplier lain,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Pengendali Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Karawang, Eropa Merah, menjelaskan bahwa ayam memiliki kerentanan saat musim hujan.
Baca juga: Swiss-Belinn Karawang Hadirkan Keseruan lewat ‘Halloween Running Party’
“Ayam bisa terkejut ketika mendengar suara petir. Ketika terkejut, ayam-ayam itu akan saling beradu, bahkan saat dibedah pun ditemukan retakan dan luka di dalamnya. Hal ini berpengaruh pada produktivitas telur, khususnya dari ayam negeri,” katanya.
Eropa menepis kabar bahwa kenaikan harga terjadi karena pemborongan oleh pihak tertentu.













