Beranda Headline Diterjang Banjir Lagi, Warga Karangligar Karawang Tagih Janji Rumah Panggung Dedi Mulyadi

Diterjang Banjir Lagi, Warga Karangligar Karawang Tagih Janji Rumah Panggung Dedi Mulyadi

Rumah panggung dedi mulyadi di karawang
Sejumlah warga Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang menagih janji Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi soal pembangunan rumah panggung.

KARAWANG – Sejumlah warga Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang menagih janji Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi soal pembangunan rumah panggung.

Janji itu sebelumnya disampaikan Dedi usai berkunjung ke desa tersebut saat diterjang banjir pada awal Maret 2025 lalu.

“Solusinya adalah saya akan bangunkan rumah dari tinggi lantainya 2,5 meter. Jadi rumahnya rumah kolong di atasnya boleh bambu, kayu, nanti kita siapin desain arsiteknya sehingga ketika banjir mereka sudah bisa menyesuaikan diri, dan warganya setuju,” seloroh Dedi.

Cawan (60), warga Dusun Pangasinan mengaku sangat senang ketika Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menjanjikan rumah panggung untuk warga Desa Karangligar.

Baca juga: Karangligar Karawang Kembali Terendam Banjir, Warga Sudah Lelah

Namun janji itu rupanya belum sama sekali terlihat hingga desanya diterjang banjir lagi.

“Berhara betul bakal dibuatkan rumah panggung. Kami warga sudah lelah begini terus, saya rumah di Pangasinan mengungsi ke Kantor Desa,” ungkapnya kepada tvberita pada Senin, 19 Mei 2025.

Warga lainnya, Riani meminta Dedi Mulyadi segera memberikan solusi konkret banjir menahun di Desa Karangligar, alih-alih sekadar janji.

“Berangkat sekolah basah-basahan, Pak Dedi kita ujian gimana ini Pak Dedi,” katanya.

Baca juga: Jabar Dikepung Banjir, Dedi Mulyadi Mau Evaluasi Tata Ruang

Tolak rumah panggung

Selain mereka yang sepakat, ada juga beberapa warga yang menilai program rumah panggung yang dicanangkan Dedi Mulyadi kurang efektif jika diterapkan di Karangligar.

Salah satunya Rian Alfiansyah. Dia menilai tawaran solusi rumah panggung tidak betul-betul mengatasi masalah banjir karena bukan solusi jangka panjang.

“Sederhananya beliau itu kata-kata berenang sesaat. Menurut saya gak efektif, bayangin kita bikin rumah panggung 2 setengah meter atau 1 setengah meter, terus realisasi dari anggarannya lebih gak masuk akal lagi, untuk buat rumah panggung itu dengan ukuran rumah seperti di sini, dibutuhkan biaya sekitar 200-300 juta, bayangin 200 juta kali berapa rumah,” katanya.

“Terus waktu itu beliau bilang, bisa dibuat rumah panggung dengan kayu atau papan. Masyarakat gak setuju, yang tadinya rumahnya dari beton, malah down grade (turun kelas),” tambahnya.

Alih-alih rumah panggung, Rian berharap kerjasama BBWS, PUPR dan Bupati Karawang untuk membuat bendungan bisa segera terealisasikan.

Baca juga: Deret Kebijakan Bupati Karawang Jaga Ketahanan Pangan: Kunci Lahan Sawah hingga Perluas Akses Pasar Petani

“Kalau misal pemerintah udah ada rencana rancangan pembuatan bendungan, jadi kita tinggal nunggu realisasinya aja, tinggal nunggu proyeknya bergerak. Secara pribadi, lebih masuk akal solusi yang jangka panjang,” tandasnya.

RT setempat, Maswadi menambahkan, solusi rumah panggung memang baik, namun pihaknya berharap bendungan terlebih dahulu yang terealisasi.

“Memang ada bagusnya juga, tapi solusi yang pertama bendungan dulu deh. Kalau bendungan udah jalan, terus masih ada banjir-banjir kecil, boleh rumah panggung. Dari BBWS, PUPR, Bupati bekerjasama untuk atas banjir, wacana bulan 8. Mudah-mudahan berjalan cepat, soalnya kesian masyarakat,’ pungkasnya. (*)