Beranda Headline Lima Tahun, Kasus TBC di Karawang Naik Tiga Kali Lipat: Dari 4...

Lima Tahun, Kasus TBC di Karawang Naik Tiga Kali Lipat: Dari 4 Ribu Jadi 13 Ribu

Lima tahun kasus tbc di karawang
Ilustrasi penyakit TBC. Foto: istimewa

KARAWANG – Jumlah penemuan kasus tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat mengalami lonjakan drastis selama lima tahun terakhir.

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karawang, dr. Yayuk Sri Rahayu, MKM., memaparkan, peningkatan kasus signifikan terjadi dari 2020 hingga 2024 dengan rincian; 4.399 kasus pada 2020, 5.414 kasus pada 2021, 8167 kasus pada 2022, 12.868 kasus pada 2023 dan 13.733 kasus pada 2024.

Sementara penemuan TBC di tahun 2025 baru tercatat sebanyak 9.224 kasus.

Baca juga: Penyelamat Nyawa di Pesisir Karawang: Kisah Yati Perangi TBC di Cibuaya

“Penurunan di 2025 belum bisa disimpulkan sebagai tren menurun karena data baru mencakup periode Januari – September. Jika tren bulanan relatif sama, rata-rata penambahan kasus 1.024 kasus perbulan, maka total kasus akhir tahun 2025 kemungkinan mendekati angka 12.000 – 13.000 kasus,” terangnya kepada tvberita pada Senin, 3 November 2025.

Jumlah Kasus Kematian TBC di Karawang

Yayuk menambahkan, selain penemuan kasus, jumlah kematian juga mengalami peningkatan signifikan selama 5 tahun terakhir.

Sebanyak 54 kasus pada 2020, 127 kasus pada 2021, 136 kasus pada 2022, 188 kasus pada 2023 dan melonjak drastis dengan jumlah 305 kasus pada 2024.

“Untuk tahun 2025 belum dapat disimpulkan terjadi kenaikan atau tidak karena data terakhir baru dapat dihimpun sampai bulan September. Namun dapat disimpulkan, secara umum jumlah kematian akibat TBC di Kabupaten Karawang masih cenderung meningkat dibandingkan kondisi awal (2020),” paparnya.

Baca juga: Bupati Aep Pastikan Tak Ada Kenaikan PBB-P2 Karawang: Tidak Benar, Boro-boro 600 Persen

Yayuk mengatakan, dalam upaya eliminasi TBC 2030, pihaknya mengalami berbagai macam tantangan mulai dari masalah SDM, sarana prasarana, terbatasnya fasilitas kesehatan di fasyankes, efisiensi anggaran hingga adanya pemberhentian dana hibah USAID ke Indonesia.

Kendati demikian, pihaknya akan terus memaksimalkan pelayanan bagi pasien TBC di Karawang.