Beranda Karawang Penjelasan Lurah di Karawang soal Kader Posyandu Minta Dibuatkan Gedung Permanen 

Penjelasan Lurah di Karawang soal Kader Posyandu Minta Dibuatkan Gedung Permanen 

Lurah karawang gedung posyandu
Lurah Nagasari, Karawang, Roy Cristian Siregar.

KARAWANG – Plt Lurah Nagasari, Kecamatan Karawang Barat, Roy Cristian Siregar mengaku masih mengkaji pembangunan gedung Posyandu di wilayah setempat.

Pada awal tahun 2025, Roy mengaku sempat berdiskusi dengan para kader Posyandu terkait wacana pembangunan gedung permanen. Namun masih terkendala lantaran ketiadaan lahan.

“Saya pernah bilang kalau mau buat gedung saya tampung, asal syaratnya tanah wakaf, hibah atau lahan pemda,” kata Roy, Kamis (12/6).

Baca juga: Inflasi Terkendali, Pemprov Jabar Ajak Warga Padukan Ekonomi Tradisional dan Modern

Dia bilang, di wilayahnya terdapat dua titik yang memungkinkan jika dibangunkan gedung Posyandu. Pertama di lahan milik Pemda di Jalan Ir. H. Djuanda, tepatnya di kawasan Pertemuan, kedua di lahan PJKA milik PT KAI di wilayah Jatirasa.

“Di pertemuan, ada ruko-ruko nah tu tanah pemda. Terus kalau seandainya memungkinkan dekat dekat rel PJKA, nah tadinya akan kita ajukan dibangun posyandu,” katanya.

Baca juga: Anomali Investasi di Jabar: Tumbuh Tinggi, tapi Tak Banyak Serap Pekerja

Namun begitu, Roy mengaku akan membahas kembali terkait persoalan itu dalam rapat minggon bersama para kader Posyandu.

“Nanti kita bahas lagi di rapat minggon,” jelas Roy.

Ngadu ke Gubernur Jabar

Sebelumnya, salah seorang kader Posyandu Keluharan Nagasari, Desi (31), menyerahkan selembar surat berisi keluhan dan harapan kepada Gubernur Jabar Dedi Mulyadi saat di Kantor Disparbud Karawang.

“Saya sengaja datang ke sini untuk bertemu langsung dengan Gubernur, supaya keluhan kami sebagai kader Posyandu di Kelurahan Nagasari bisa disampaikan secara langsung dan mendapat perhatian,” ujar Desi.

Dalam surat yang diberikan, Desi menyampaikan beberapa persoalan yang selama ini menghambat pelayanan Posyandu di wilayahnya, terutama terkait keterbatasan fasilitas dan rendahnya dukungan literasi kesehatan bagi masyarakat.