KARAWANG – Plt Kepala SMAN 4 Karawang, Dida Siti Saadah buka suara soal sekolahnya yang gagal menuntaskan pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Hal itu membuat siswa murka karena kehilangan kesempatan mendaftar Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) tahun ajaran 2025.
Dida berdalih masa pendaftaran PDSS per tanggal 6 hingga 31 Januari 2025 tidak cukup untuk meng-cover penginputan data 144 siswa.
“Untuk waktunya begitu kurang dibandingkan tahun lalu, makanya sekarang banyak di sekolah sma 4 sebenarnya, sudah nasional isu ini, nah jadi automaticly, kami juga sedih dan mohon maaf, mungkin ini mengakui kelalaian kami,” kata Dida saat ditemui, Kamis (4/2).
Baca juga: Patut Dicontoh, SDN di Karawang Garap Kebun Sayur demi Dukung Program MBG
Dia mengakui kelalaian itu diakibatkan perannya yang tidak bisa full di SMAN 4 Karawang karena turut merangkap jabatan di sekolah lain. Terlebih admin yang bertugas melakukan penginputan PDSS di SMAN 4 Karawang hanya dua orang
Padahal, dia mengeklaim sudah menginstruksikan jajarannya untuk menambah tenaga admin agar proses penginputan data tidak terhambat.
“Akun adminya ada dua, yang garap ada 1 orang, kemudian dibantu sama operator, tapi yang input satu orang saja, untuk satu bulan kurang, kemudian ada jeda libur sama data yang tidak sesuai seperti nik yang tidak sesuai yang dinput sama yang dilapor,” katanya.
“Sementara kalo di SMAN 1 Ciampel itu ada 11 orang yang megang passwordnya. Yang inputnya ada 4 orang. Sedangkan SMA 4 hanya 1 orang, kan saya sudah sebelumnya instruksikan, karena memang dengan sekolah besar ini 3 orang,” kilah Dida.
Baca juga: Dua Hari Pencarian, Jenazah Wisatawan Tenggelam di Pantai Madasari Ditemukan di Batukaras
Dapat tambahan waktu
Ramainya soal protes siswa terhadap kinerja sekolah disebutnya sudah didengar pemerintah. Kementerian Dikti saat ini memberikan tambahan waktu hingga 8 Februari 2025.
“Sekarang alhamdulillah ada tambahan waktu sampai tanggal 8 Februari 2025. Dan insya Allah kejadian ini, SOP akan dievaluasi, karena sebenarnya ketika anak anak sedih saya juga sedih sebagai kepala sekolah,” tutupnya. (*)