Beranda Headline Diskanak Purwakarta Ingatkan Bahaya Pemeliharaan Ternak di TPA

Diskanak Purwakarta Ingatkan Bahaya Pemeliharaan Ternak di TPA

Sosialisasi Diskanak: Sapi di TPA Ancam Kesehatan Hewan, Peternak, dan Konsumen (Foto: Istimewa)

PURWAKARTA – Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Purwakarta menggelar sosialisasi analisis risiko pemeliharaan ternak di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), Senin (15/9/2025).

Acara ini berlangsung di Aula Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan, dengan melibatkan unsur dinas kesehatan, dinas lingkungan hidup, Satpol PP, BPBD, perangkat desa, tokoh masyarakat, serta para peternak.

Plt. Kepala Diskanak Purwakarta, Aep Durochman, melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet), Wini Karmila, menegaskan bahwa pemeliharaan sapi di kawasan TPA membawa risiko serius bagi kesehatan hewan, peternak, maupun konsumen.

Baca juga: Bupati Purwakarta Tekankan PDAM Prioritaskan Kebutuhan Air Bersih Masyarakat

“Memang sapi di TPA bisa membantu mengurangi sampah organik, tapi risiko penyakit dan kontaminasi jauh lebih besar daripada manfaatnya. Daging dan susu dari sapi TPA berbahaya bagi manusia karena dapat mengandung bakteri berbahaya maupun logam berat,” ujar Wini.

Ia menjelaskan sejumlah gangguan kesehatan yang sering muncul akibat paparan sampah, antara lain:

Gangguan hati (hepatotoksisitas): hati membesar, sel mengalami peradangan, disertai gejala lemah, nafsu makan turun, hingga kulit dan mata menguning.

Gangguan ginjal: ginjal tidak mampu menyaring racun, menyebabkan keracunan darah. Gejalanya sapi tampak kurus, sering minum, dan urin bisa berdarah.

Gangguan saraf: racun merusak otak dan sistem saraf, menimbulkan tremor, kejang, hingga kelumpuhan.

Selain gangguan kesehatan, produktivitas sapi juga menurun drastis: berat badan tidak bertambah, kualitas daging dan susu tidak layak konsumsi, serta gangguan reproduksi yang menyulitkan ternak untuk bunting.

“Jika paparan berlangsung lama, risiko kematian meningkat akibat kerusakan organ maupun infeksi sekunder,” tambah Wini.

Tidak hanya ternak, peternak juga berisiko terdampak. Lingkungan TPA dapat menimbulkan iritasi kulit, penyakit pernapasan, hingga kecelakaan kerja akibat kurangnya perlindungan diri. Sementara bagi konsumen, ancamannya lebih besar karena daging dan susu ternak dari TPA rawan terkontaminasi logam berat serta patogen berbahaya.

Baca juga: Ngosrek Bareng Jadi Gerakan Kolektif untuk Lingkungan Bersih di Purwakarta

“Pencegahan lebih baik daripada mengobati. Jangan biarkan sapi mencari makan di TPA, sediakan pakan yang bersih dan sehat. Kesehatan ternak yang baik berarti kesehatan manusia juga terlindungi,” tegas Wini.

Melalui sosialisasi ini, Diskanak Purwakarta berharap peternak lebih memahami bahaya laten dari pemeliharaan ternak di TPA sekaligus mendorong kesadaran bersama untuk menjaga keamanan pangan asal hewan. (*)