Beranda Headline Siswi SD di Karawang Dibully: Korban Diludahi, Ditabrak hingga Tangannya Patah

Siswi SD di Karawang Dibully: Korban Diludahi, Ditabrak hingga Tangannya Patah

Siswi sd karawang korban bullying
Seorang siswi kelas 6 SD negeri di salah satu Kecamatan Tirtajaya, Karawang berinisial NER, diduga menjadi korban perundungan (bullying).

KARAWANG – Seorang siswi kelas 6 SD negeri di salah satu Kecamatan Tirtajaya, Karawang berinisial NER, diduga menjadi korban perundungan (bullying). Dia dianiaya teman sekelasnya hingga mengalami patah tulang dan trauma mendalam.

Ibu korban, Rizka Puspitasari (36), menuturkan, berdasarkan pengakuan anaknya, aksi memilukan itu terjadi di dalam kelas pada 6 November 2025. Awalnya terduga pelaku—seorang siswa laki-laki, meminjam kipas mini kepada korban, namun korban menolak.

Merasa kesal, siswa tersebut menjambak kerudung korban hingga tiga kali dan mengeluarkan kata-kata kasar yang menghina orang tua korban.

Baca juga: Program Pendidikan di Karawang: Beasiswa Dinaikkan Jadi Rp 30 M, Kebut Perbaikan Sekolah Rusak

“Ibu mana yang tidak hancur melihat anaknya diperlakukan seperti itu. Secara fisik terluka, secara psikis juga sangat terpukul,” katanya, Rabu (26/11).

Aksi kasar pelaku tidak berhenti di lingkungan sekolah. Saat korban hendak pulang, pelaku kembali mengincar korban.

Siswa itu menabrakkan sepeda listrik ke arah perut korban, melempar batu hingga mengenai paha korban dan meludahi wajahnya. Korban berupaya membalas dengan meludah, namun hal itu justru membuat pelaku semakin beringas.

Siswa sd karawang korban bullying
Potret tangan siswi SD di Karawang yang tangannya patah usai mengalami perundungan.

Siswa itu kemudian mengejar korban dengan niat memukul. Korban pun mencoba melarikan diri, namun terjatuh keras hingga mengakibatkan patah tulang di bagian tangan kanan.

Baca juga: Bupati Purwakarta Apresiasi Politeknik Enjinering Indorama: Lulusan Siap Kerja untuk Dunia Industri

“Iya tulang tangan kanan (patah), dilakukan tindakan operasi (di rumah sakit), sekarang lagi pemulihan (di rumah),” tutur Rizka.

Ia mengatakan, NER masih dalam masa pemulihan dan mengalami trauma berat akibat kekerasan tersebut. Dia menuntut agar siswa tersebut diberi efek jera karena anaknya saat ini menolak kembali bersekolah karena malu.

“Anak saya baru 12 tahun, sebentar lagi memasuki masa remaja. Kalau perilaku seperti ini tidak diberi efek jera, saya khawatir akan membentuk pribadi yang salah dan merugikan banyak orang,” tegas Rizka.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karawang, Wawan Setiawan, membenarkan peristiwa perundungan yang dialami NER.

Baca juga: Beasiswa KIIC Ringankan Beban Pendidikan, 340 Pelajar di Karawang Gembira

“Iya betul, perundungan, sekarang sudah dioperasi juga (korban),” kata dia.

Wawan mengaku menyesalkan kejadian tersebut. Karenanya, pihaknya menginstruksikan jajarannya untuk memperkuat satgas anti bullying yang sudah dibentuk di setiap sekolah.

“Intinya sikap dinas menguatkan kaitan satgas-satgas bullying gitu, karena pembentukannya kan melibatkan juga aparat kepolisian dan kejaksaan,” jelasnya. (*)