KARAWANG – Wakil Bupati Karawang, Aep Syaepuloh mengancam akan membekukan izin operasional Caustic Soda Plant PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2 di Desa Kutamekar, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang.
Hal ini menyusul insiden puluhan warga yang keracunan gas klorin milik PT Pindo Deli 2 yang ke sekian kalinya.
Aep meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karawang untuk mengkaji kembali izin perusahaan grup Sinar Mas itu. Sebab, insiden serupa berulang kali terjadi dan kerap merugikan warga sekitar.
Baca juga: Keracunan Gas Pindo Deli 2, Puluhan Warga Ciampel Dilarikan ke Rumah Sakit
“Pindo Deli ini semestinya betul-betul menjaga kepercayaan, karena ini bukan yang pertama, tapi ketiga kali ini,” seru Aep, Kamis (15/9/2022).
Padahal, kata dia, PT Pindo Deli 2 berjanji membuat exhaust vacuum yang berfungsi untuk menyedot gas bila terjadi kebocoran. Namun nyatanya insiden itu terulang lagi.
Baca juga: Segrak Minta APINDO Dibubarkan, DPRD Karawang Siap Lakukan Mediasi
“Saya sampaikan ke dinas LH agar dicek ini exhaust vacuum-nya sebetulnya jalan atau tidak, saya pikir kalau itu jalan tentu tak akan bermasalah,” sesal Aep.
Tindakan Sanksi Tunggu Hasil Kajian
Pemerintah saat ini masih menunggu kajian dari Dinas LH dan Puslabfor Polres Karawang.
Jika terbukti ada kelalaian dalam operasional, pemerintah tak segan akan membekukan izin operasional Caustic Soda Plant PT Pindo Deli 2.
“Kita kaji ulang izin penyimpanannya di situ, jadi harus pindah ke tempat yang jauh dari masyarakat,” tandasnya.
Sekitar 42 warga Desa Kutamekar, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang diduga keracunan akibat kebocoran gas CN2 dari caustic soda plan PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills II.
Baca juga: 53 Pengembang di Karawang Belum Serahkan Fasos Fasum, Siap-siap Izinnya Disetop
Akibat insiden itu, mereka mengalami muntah-muntah dan dilarikan ke rumah sakit Rosela Karawang, pada Rabu (14/9/2022).
Sementara itu, Humas Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2, Andar Tarihoran memohon maaf atas insiden yang terjadi sekira pukul 07.00 WIB itu.
Ia berkilah peristiwa itu bukan lah kebocoran, tetapi ada pembakaran tidak sempurna yang mengakibatkan zat CN2 keluar dari corong pembuangan di atas.
“Mohon maaf atas kejadian ini dan kami akan bertanggungjawab penuh atas peristiwa yang terjadi, termasuk masyarakat terdampak,” ungkap Andar. (kii)
