JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ingatkan masyarakat untuk mewaspadai masuknya musim hujan yang bersamaan dengan fenomena La Nina berskala lemah. Hal ini mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20-40 persen.
Fenomena ini diperkirakan akan berlangsung mulai November atau akhir tahun 2024 hingga setidaknya Maret atau April 2025.
Sebagai informasi, La Nina adalah fenomena anomali iklim global yang diakibatkan oleh suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang mendingin, lebih dingin dibandingkan biasanya.
Baca juga: 817 Personel Gabungan TNI-Polri Disiagakan Kawal Pemungutan Suara Pilkada 2024 di Karawang
“Kami mengimbau masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapinya karena fenomena ini dapat berdampak signifikan pada kondisi cuaca. Utamanya bagi masyarakat yang bermukim di wilayah perbukitan, lereng-lereng gunung, dataran tinggi, juga sepanjang bantaran sungai,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dikutip dari siaran pers pada laman resmi BMKG pada Selasa, 26 November 2024.
Dwikorita mengatakan, fenomena La Nina ini berpotensi mengakibatkan berbagai bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung.
Termasuk, bencana banjir lahar hujan yang berpotensi terjadi ketika air hujan bercampur dengan material vulkanik dari gunung berapi berupa pasir, abu, dan bebatuan serta kayu atau pohon, terutama untuk gunung api yang saat ini sedang atau baru saja mengalami erupsi.
Baca juga: Aep Syaepuloh Kunjungi Simpatisan yang Wafat di Karawang, Beri Dukungan Moral pada Keluarga
Maka dari itu, menurutnya, dibutuhkan kewaspadaan dan kesiap-siagaan seluruh komponen baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun masyarakat.
Dwikorita menjelaskan, beberapa faktor utama yang mempengaruhi cuaca dan iklim di Indonesia pada tahun 2025 adalah penyimpangan suhu muka laut di Samudra Pasifik, Samudra Hindia, dan perairan Indonesia.