KARAWANG – Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Karawang mencatat temuan 476 kasus baru HIV sepanjang Januari–Agustus 2025. Angka ini menambah jumlah kasus HIV di Karawang menjadi 4.264 yang telah terkumulasi sejak tahun 2000.
Ketua KPAD Karawang, Yana Aryana, menyebut tahun 2024 merupakan periode dengan lonjakan kasus tertinggi.
“Tahun kemarin itu temuan kasusnya 886, lebih tinggi dibanding 593 kasus pada 2023. Tahun ini sampai Agustus ada 476 kasus baru,” ujarnya saat diwawancarai tvberita pada Kamis, 25 September 2025.
Baca juga: Kasus HIV Aids di Karawang Meningkat Setiap Tahun, Kaum Gay Jadi Penyumbang Tertinggi
Kasus HIV di Karawang mayoritas ditemukan pada usia produktif 15–49 tahun. Namun, tren baru justru muncul dari kalangan remaja.
“Yang cukup menjadi sorotan adalah remaja 15–19 tahun. Tahun lalu ada 40 kasus baru, dan tahun ini sudah ada 21 kasus. Bahkan ada remaja 16 tahun yang terdeteksi positif,” kata Yana.
Dari faktor risiko, kasus terbanyak masih didominasi oleh laki-laki seks dengan laki-laki (LSL) dengan 163 kasus baru. Disusul populasi umum dan beberapa kelompok rentan lain seperti ibu rumah tangga, pekerja seks, hingga pasien tuberkulosis.
“Faktor penularan yang paling tinggi masih dari teman-teman LSL. Tahun ini saja tercatat ada 163 kasus baru dari kelompok itu,” ujar Yana.
Tahapan pengobatan bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dilakukan dengan metode test and treat. “Begitu hasil tes positif, langsung diberikan obat antiretroviral (ARV). Obat ini tidak membunuh virus, tapi menekan agar tidak berkembang. Targetnya, virus bisa tidak terdeteksi dan tidak berkembang menjadi AIDS,” jelasnya.
Baca juga: Hantaru 2025: Kinerja ATR/BPN Karawang Dinilai Lamban, Konflik Agraria Masih Menumpuk
Untuk mempermudah akses, layanan ARV kini tersedia di tiga rumah sakit (RSUD Karawang, RSUD Jatisari, dan RS Citrasari) serta 27 puskesmas.
“Dulu pasien harus jauh-jauh ke RSUD Karawang. Sekarang obat sudah tersedia di puskesmas agar tidak ada lagi alasan putus obat,” kata Yana.









