KARAWANG – Tina Damayanti terduduk lemah di bale bambu di teras rumahnya. Tatapannya kosong memandang bendera kuning berkibar layu di pagar rumah.
Minggu pagi kemarin, mungkin jadi salah satu hari terberat dalam hidupnya. Betapa tidak, buah hati yang dia rawat penuh kasih sayang, kini pergi meninggalkannya. Selamanya.
Tina merupakan ibu TA (7), satu dari empat korban tewas kecelakaan kereta api (KA) di di jalur hulu KM 88+900 di Dusun Daringo, Desa Pangulah Selatan, Kecamatan Kotabaru, Karawang.
Baca juga: 18 Atlet Karawang Peraih Medali di PON XXI 2024 Diguyur Bonus, Total Rp 1 M Lebih
Kepada wartawan Tina menuturkan, saat itu TA memang dijemput bibinya, AA (37) untuk berolahraga pagi. Dia pun tak memiliki firasat aneh saat mengizinkan anaknya pergi berolahraga.
“Ya pagi dijemput temennya, uwaknya (AA) lari pagi biasa, tiap minggu juga biasa, hampir tiap hari memang sama uwaknya terus,” ucap dia lirih.
Namun rupanya, pagi itu jadi kesempatan terakhir ia melihat keceriaan anaknya. TA tewas bersama bibinya, AA dan dua korban lainnya akibat tersambar kereta api.
“Pas kecelakaan dia yang pakai baju hijau,” kata Tina menyinggung video viral detik-detik keempat korban tertabrak kereta.
Tina mengenang, anaknya dengan AA memang cukup dekat. Bahkan setiap pulang sekolah pun tak jarang bibinya yang sering menjemput.