Beranda Bekasi Dinkes Bekasi Ungkap Pemicu Utama Balita Obesitas, Singgung Orangtua yang Sibuk Bekerja

Dinkes Bekasi Ungkap Pemicu Utama Balita Obesitas, Singgung Orangtua yang Sibuk Bekerja

Pemicu obesitas di bekasi
Foto/istimewa.

BEKASI – Sebanyak 1.440 anak balita di Kabupaten Bekasi terindikasi mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Dinas Kesehatan setempat mengungkap pemicu utamanya.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Supriadinata mengatakan, selain kasus stunting dan gizi buruk, tingginya angka obesitas tak luput dari perhatian serius pihaknya.

“Obesitas menjadi salah satu persoalan gizi pada balita yang menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Bekasi selain stunting dan gizi buruk,” kata Supriadinata, Senin (3/7).

Baca juga: 1.440 Balita di Bekasi Menderita Obesitas, Kok Bisa?

Adapun pemicu utama obesitas pada balita di Bekasi disebabkan pola makan tidak sehat dengan porsi berlebih. Kemudian disebabkan juga oleh faktor genetik.

Lebih jauh, ia menilai persoalan ini karena wilayah urban seperti Kabupaten Bekasi didominasi oleh orangtua yang bekerja.

“Bapak dan ibunya pergi pagi dan pulang malam, sementara bayinya diasuh orang lain. Bisa jadi, agar diam si bayi dikasih makanan minuman manis secara terus-menerus hingga memicu obesitas,” katanya.

Oleh karenanya, ia mengingatkan agar orangtua di Bekasi turut berperan aktif mencegah obesitas, mengingat pemicu persoalan gizi ini berawal dari konsumsi makanan balita yang tidak sehat, berlebihan, serta konsumsi makanan dan minuman tinggi kalori namun rendah nutrisi tanpa diikuti aktivitas fisik yang cukup.

Baca juga: Tersingkir di Desa Sendiri, Warga Sukadami Bekasi Minta Sistem Zonasi PPDB Dievaluasi

Selain itu, pemicu lainnya bisa disebabkan faktor internal, yakni keturunan atau kelainan genetik, meski kecenderungan faktor ini relatif lebih kecil dibandingkan pengaruh lingkungan luar, yakni pola makan tidak sehat dan berlebihan.

“Mengacu teori klasik H.L. Bloom, penyakit yang ditimbulkan akibat faktor genetik peluangnya cenderung lebih kecil hanya 10 persen,” ucapnya.

Pihaknya mengimbau masyarakat melakukan upaya pencegahan obesitas. Selain menerapkan pola makan sehat dan seimbang, berat badan dan panjang atau tinggi badan balita juga harus dipantau secara berkala di Posyandu.

“Orang tua harus membawa bayi ke posyandu, ditimbang rutin setiap bulan ketika ada kenaikan yang tidak wajar dapat langsung dikonsultasikan ke dokter di Puskesmas terdekat di sekitar Posyandu. Pemerintah juga rutin melakukan Bulan Penimbangan Balita dari Februari-Agustus sekaligus pemberian Vitamin A,” katanya. (*)