
Mulanya, ia hanya berjualan pempek keliling, tanpa memikirkan produknya bisa ditingkatkan menjadi bisnis berkelas. Namun kini, Umi sudah bisa mengembangkan beragam produk, bahkan memasarkannya secara luas.
Baca juga:Â Bawaslu Karawang Sebut 3 Kecamatan Ini Masuk Peta Kerawanan Pilkada 2024, di Mana Saja?
“Bikin dodol varian buahnya banyak, salah satunya mangrove. Terus pempek kemasan, kerupuk rajungan, kerupuk seafood itu udah ke Taiwan, Arab, Singapura, Balikpapan, Pintu Seribu. Terus jual di lapak online juga karena dikasih pelatihan digital, dan dikasih tablet,” katanya.
Hal serupa juga dialami oleh Ketua UMKM Gapokkan Pantai Barokah, Iin Inani (43) yang memiliki produk pempek kemasan.
Ia mengaku, penghasilannya meningkat secara signifikan setelah mendapatkan pelatihan berkala untuk memperbaharui produk.
“Dulu pas jualan biasa cuman dapet 200 sehari, itupun gak nentu. Sekarang produk saya di pasang di galeri, di online, terus penghasilan kurang lebih 2-3 juta perbulan,” ungkapnya.
Baca juga:Â Pendaftaran Paslon Bupati dan Wabup di Karawang Dibuka 27 Agustus, Ini Sederet Syarat yang Harus Dipenuhi
Sementara, Community Development Officer Zona 5, Laras Aprilianti menyebutkan, pemberdayaan istri nelayan ini telah dilakukan pihaknya sejak tahun 2018 dengan upaya dan perjuangan yang tak mudah.
Tentunya ia bersyukur, karena sekarang para istri nelayan di bawah binaan PHE ONWJ sudah bisa berdaya dan memperluas jaringan sendiri.
“Awalnya cuman 3 orang yang ikut, mereka adalah istri-istri nelayan yang tadinya tidak punya kegiatan produktif khususnya secara ekonomis. Alhamdulilah sekarang ada 25 orang, produknya macem-macem. Mereka perkembangannya bagus, produknya bahkan ada yang sampe ke luar Karawang,” terangnya. (*)










