Beranda Headline Keluh Kesah Petani Karawang: Panen Melimpah, Harga Gabah Malah Anjlok

Keluh Kesah Petani Karawang: Panen Melimpah, Harga Gabah Malah Anjlok

KARAWANG – Sejumlah petani di Kabupaten Karawang mulai mengeluhkan harga gabah yang anjlok di bawah Harga Pokok Penjualan (HPP). Serapan gabah Bulog pun dinilai tak mampu menstabilkan harga.

Pasalnya, langkanya ketersediaan pupuk subsidi yang terjangkau serta faktor sarana prasarana lainnya, menjadikan biaya produksi tak sebanding dengan harga jual gabah yang menyentuh Rp3 ribuan per Gabah Kering Panen (GKP).

“Semua tangkulak dan pasar membanderol Rp3,5 ribu, sedangkan kita harapkan minimal Rp4,2 ribu per GKP. Padahal kualitas gabah mah bagus, produksinya juga bagus, satu hektar bisa sampai 7 ton,” ujar petani asal Tempuran, Faisal (31), Sabtu (26/6).

Ia pun mempertanyakan perhatian Pemkab juga Bulog. Di satu sisi kerap didorong meningkatkan hasil produksi, di sisi lain harga yang didapat selalu dibanderol murah.

“Mana peran pemerintah dan Bulog yang harusnya bisa menstabilkan harga di pasaran? Yang ada petani buntung terus,” keluhnya geram.

Petani asal Karyamukti, Jajang (40) mengaku tak heran jika di Karawang banyak lahan pesawahan terkikis tiap tahunnya untuk dibangun rumah makan maupun perumahan. “Pasti jengah petani juga, orang tiap panen harganya rendah terus, wajar saja pada dijual sawahnya,” terangnya.

Kades Rawagempol Wetan, Udin Abdulgani, pun membenarkan keluhan para petani di desanya soal harga gabah yang melorot. Dirinya menyebut, harga ‘jasa’ prasarana semisal alat rontok padi dan conbine saja terbilang tinggi, sedangkan harga gabah mentok di angka Rp3 ribuan.

“Artinya tidak seimbang biaya yang dikeluarkan dengan harga yang didapat petani. Kita punya Bulog, harusnya perannya di situ. Ini mah pas harga naik, Bulog buru-buru operasi pasar, giliran harga anjlok, eh gak ada perhatiannya,” tandasnya menerangkan keluhan para petani. (kie)