
Dampak negatifnya, lanjut Dwikorita, sektor pertanian terancam gagal panen, kurangnya ketahanan tanaman hingga penyebaran hama yang aktif saat kondisi kering.
Situasi ini juga berakibat pada berkurangnya sumber daya air. Sedangkan disektor lainnya, bisa memicu lonjakan harga pangan pada sektor perdagangan. Mengakibatkan kebakaran lahan dan hutan disektor kehutanan. Serta menekan jumlah produksi energi (PLTA) pada sektor energi.
“Sedangkan di sektor ketahanan meningkatkan risiko kesehatan berkaitan dengan sanitasi dan ketersediaan air bersih untuk di konsumsi dan kebersihan. Bagi daerah yang mengalami karhutla, kondisi ini juga dapat berakibat pada polusi udara dan memicu terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),” imbuhnya. (*)







