Beranda Nasional Pengamat Nilai Popularitas Parpol di Medsos Tak Jadi Penentu Pilihan Pemilih

Pengamat Nilai Popularitas Parpol di Medsos Tak Jadi Penentu Pilihan Pemilih

Direktur Eksekutif Suara Politik Publik, Asrudin Azwar, M.Si (Foto: Istimewa)

KARAWANG- Penggunaan media sosial dalam mempromosikan produk berupa barang, atau ide gagasan dinilai sangat strategis, pasalnya pengguna medsos di Indonesia sudah mencapai 50 persen lebih.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Suara Politik Publik (SPP), Asrudin Azwar, M.Si saat dihubungi langsung oleh wartawan tvberita.co.id melalui saluran telepon, Selasa (2/8/2022)

Asrudin juga mengungkapkan medsos bisa difungsikan sebagai perangkat yang sifatnya memasarkan. Kontennya bisa dirancang untuk mengubah atau menggiring opini publik agar mengenal dan menyukai produk yang sedang dipasarkan.

Baca Juga: Hasil Survei Capres Terbaru, Elektabilitas Prabowo Ungguli Ganjar dan Anies

“Namun yang jadi soal adalah, memasarkan produk itu tidak gampang. Produknya berhasil dipasarkan (dari sisi pengenalan produk), tetapi belum tentu produk itu disukai,” kata Asrudin.

“Apalagi kalau produk itu berhubungan dengan politik. Boleh jadi parpol atau kandidat yang satu memiliki followers lebih banyak dari yang lain. Tapi ini belum bisa dijadikan sebagai variabel penentu dalam menggaet suara pemilih, bisa jadi di antara followers itu ada yang tidak menyukai kandidat atau partai tersebut,” sambungnya.

Kalau dalam survei, lanjut Asrudin, bisa mengcapture ada yang populer (yang begitu dikenal) tapi mayoritas yang mengenalnya itu tidak menyukainya,  sebaliknya ada yang tingkat pengenalannya lebih rendah tetapi dari yang mengenalnya itu mayoritasnya menyukai.

Baca Juga: Hasil Survei, PKB Karawang Jadi Parpol Terpopuler di Instagram

“Intinya seseorang atau parpol yang dikenal agar bisa dipilih, ia juga harus disukai,” ujarnya.

Ia juga menambahkan hal tersebut menjadi pekerjaan rumah para parpol untuk bagaimana membuat para pengikut di medsos menyukainya.

“Jadi upayakan program kampanye yang dilakukan via medsos tidak hanya mendapatkan followers yang banyak, tetapi juga pastikan semua follower itu menyukainya,” pungkasnya. (ddi)