KARAWANG – Warga Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang lagi-lagi dihadapkan persoalan banjir. Mereka, untuk ke sekian kalinya terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Air yang merendam rumah serta barang-barang berharga, tentu menimbulkan dampak psikologis tersendiri bagi para warga.
Ela (30) salah satu warga Kampung Kempek, Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang memiliki cara tersendiri untuk mengatasi frustasi akan kondisi banjir ini.
Baca juga: Bocih Muak Rumahnya di Karangligar Karawang Kebanjiran Terus: Perabotan Rusak, Anak Sakit-sakitan
Saat tvberita mengunjungi Kampung Kempek, terlihat seorang ibu tengah duduk santai di atas kursi yang terendam air. Dengan wajah santai, ia bercerita tentang kondisi kampungnya di hadapan handphone.
“Saya sedang live Tiktok, membagikan kondisi banjir yang saya alami, warga Karangligar yang lalu-lalang juga saya perlihatkan,” ungkap Ela saat diwawancarai pada Kamis, 28 November 2024.
Ia mengaku, live Tiktok adalah salah satu cara baginya untuk meminimalisir frustasi akan banjir yang ia rasakan. Sebab dalam setahun ke belakang, Kampung Kampek yang ia tempati menjadi langganan banjir ketika musim penghujan.
“Dibawa hiburan aja. Saya kebetulan tiap hari tiktokan, ini salah satu cara nikmati kondisi juga,” katanya.
Baca juga: 953 Warga Binaan Lapas Karawang Ikut Nyoblos di TPS Khusus Pilkada 2024
“Bersyukur aja, mungkin disini musibahnya banjir, ditempat lain longsor. Tapi mudah-mudahan bisa ada solusi biar gak banjir lagi,” tambahnya.
Sementara, Sekretaris Desa Karangligar, Yosi Apriani menyebutkan, warga Desa Karangligar sudah memiliki mental tahan banting akan kondisi banjir.
“Melihat sekarang warga sudah tahan, mentalnya sudah biasa. Anak-anak juga bisa dilihat, pada renang. Ketika ada air mereka langsung mengunjungi sendiri,” ujarnya.
Baca juga: Didukung 3 Mantan Bupati, Acep-Gina Tumbang oleh Aep-Maslani di Hitung Cepat Pilkada Karawang
Meskipun begitu, pihaknya tetap berharap ada solusi konkrit dari permasalahan banjir menahun ini.
Ia berharap, pemerintah daerah maupun pusat, tidak hanya datang berkunjung saja tanpa bantuan pasti.
“Banyak yang datang kesini, dari pusat, provinsi, daerah, tapi cuman datang saja. Analisis geografis dan lain-lain, tapi realisasinya belum juga kami rasakan. Kita jadi pesimis, kalau tidak bersandar ke pemerintah, kita meminta bantuan ke siapa lagi?,” tandasnya. (*)