KARAWANG – Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang menggelar Kuliah Kebangsaan Mata Kuliah (Matkul) Jati Diri Bangsa diikuti oleh 1.974 mahasiswa pada Sabtu, 16 November 2024.
Kuliah kebangsaan kali ini mengusung tema ‘Internalisasi Nilai-nilai Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara bagi Warga Negara Muda Indonesia.
Dalam hal ini, UBP Karawang menghadirkan dua narasumber yakni Koordinator Program Studi PPKn Universitas Ahmad Dahlan, Dikdik Baehaqi Arif, M.Pd dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan AIK Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Baca juga: Serunya Acara ‘Ngopi’ KPU Karawang, Ada Pegiat UMKM hingga Para Wibu
Koordinator Mata Kuliah Jatidiri Bangsa, Erwin Susanto menjelaskan, kuliah kebangsaan ini adalah mata kuliah khas di Kampus UBP Karawang. Seluruh mahasiswa UBP di 11 Program Studi (Prodi), akan mendapatkan mata kuliah tersebut setiap menginjak semester ganjil.
“Ini adalah mata kuliah ke-khas-an UBP Karawang yang pengejawantahannya adalah dari visi misi UBP Karawang, yaitu berwawasan kebangsaan dan bereputasi internasional. Sasarannya mahasiswa semester 3, sejumlah 1.974 mahasiswa dan ini dilakukan secara online dan offline,” ujarnya saat diwawancarai tvberita.
Selain pemaparan materi, kata dia, mata kuliah jatidiri bangsa ini juga melakukan implementasi wawasan kebangsaan dan bela negara melalui upacara peringatan hari-hari tertentu, atau bahkan melakukan kunjungan ke tempat-tempat bersejarah untuk mengenang perjalanan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Baca juga: Utang Pinjol Warga Jabar Numpuk Rp 18 Triliun, Bey Salahkan Skema Pinjaman Perbankan yang Lamban
“Kemarin di tanggal 28 Oktober kita melaksanakan Upacara Peringatan Sumpah Pemuda, nanti juga di tanggal 30 November dan 1 Desember kita akan kunjungan ke Rawagede untuk kilas balik kejadian-kejadian sejarah yang terjadi di Karawang,” kata Erwin.
Pihaknya berharap, mata kuliah ini bisa menghasilkan output baik, dengan terimplementasikannya nilai wawasan kebangsaan dan bela negara di lingkungan Kampus UBP Karawang.
Narasumber Materi Wawasan Kebangsaan, Dikdik Baehaqi Arif, M.Pd menyampaikan, wawasan kebangsaan adalah nilai yang harus terus ditanamkan terhadap generasi penerus bangsa. Sebab, wawasan kebangsaan merupakan suatu modal bagi seorang warga Indonesia negara untuk bagaimana mencintai NKRI.
“Harus terus dibangun, bagaimana kita bisa memahami bangsa kita kalau tidak berusaha untuk memahami. Bagaimana bisa membela kalau tidak cinta, bagaimana bisa cinta kalau tidak kenal. Kunci cinta, ya harus mengenali bangsa dan negara,” tegasnya.
Sementara, Narasumber Materi Bela Negara, Dr. Septa Candra, SH., MH menambahkan, generasi muda harus paham bahwa bela negara bukan hanya tugas jajaran pemerintah, Polri atau TNI saja. Tetapi, wajib dilakukan oleh seluruh warga negara Indonesia tanpa terkecuali.
“Bela negara adalah amanat konstitusi, amanat Undang-undang Dasar. Sehingga kewajiban bela negara ini, kewajiban bagi seluruh warga negara Indonesia, termasuk generasi muda,” paparnya.
Baca juga: Jatuh Bangun Siti, Anak Pedagang Nasi Uduk yang Lulus Cumlaude di UBP Karawang
Secara khusus ia mencontohkan, mahasiswa bisa mengimplementasikan bela negara mulai dari hal terkecil seperti melestarikan budaya, mengenakan batik dan memfilter budaya asing. Ia berpesan, jangan sampai generasi muda Indonesia terbawa arus jaman, dan kehilangan jatidiri sebagai bangsa Indonesia.
“Globalisasi teknologi adalah tantangan masa kini, bagaimana kita menjadi pengguna yang selektif, tidak ikut-ikutan jadi korban digitalisasi, seperti judol dan lain-lain. Saya contohkan, AI chat GPT. Mengerjakan tugas itu sekarang mudah, tapi pakai itu otak kita gak berguna lagi, jadi melahirkan generasi yang tidak survive.
Jadi perlu sekali generasi muda ini punya filter kuat terhadap hal-hal eksternal, jangan sampai generasi muda dikendalikan oleh teknologi karena ini juga akan berpengaruh terhadap (terkikisnya) wawasan kebangsaan dan kecintaan terhadap negara,” pungkasnya. (*)