Beranda Headline Naskah Ujian ‘Dimurkai Allah’ Bikin Gaduh: NU Meradang, Kemenag Ngaku Salah

Naskah Ujian ‘Dimurkai Allah’ Bikin Gaduh: NU Meradang, Kemenag Ngaku Salah

KARAWANG – Beredar kertas ujian pelajaran Al-Quran untuk kelas 1 Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Karawang yang yang dinilai melecehkan Nahdlatul Ulama.

Kertas ujian itu tersebar di sosial media dan sejumlah grup aplikasi pesan Whatsapp. Hal ini pun menuai reaksi keras dari Kalangan Nahdliyyin.

Diketahui, dalam butir soal di nomor 11 tersebut memuat pilihan ganda A, B, C dan D. Isi soalnya berbunyi: “Diantara orang yang dimurkai Allah SWT, adalah…”
A. Kelompok Yahudi
B. Kelompok Islam
C. Kelompok Jahiliyah
D. Kelompok NU

Munculnya ‘kelompok NU’ dalam pilihan jawaban itu menuai kecaman dari warga NU. Sampai-sampai akun resmi instagram @nu_karawang turut memposting lembar ujian semester DTA tersebut.

“Nahdliyin Karawang menyesalkan adanya munculnya pertanyaan ini dalam ulangan semester DTA mata pelajaran Alquran kelas 1,” tulis akun Instagram @nu_karawang, Rabu 8 Desember 2021.

Atas kegaduhan itu, Ketua PCNU Karawang, Ahmad Ruhyat Hasby mengaku terkejut saat membaca soal ujian semester DTA tersebut. Menurutnya, ada ketidakserasian antara pertanyaan dan jawaban. Sebab, di dalam pilihan jawaban tertulis kelompok Islam dan kelompok NU.

Akan tetapi, baginya segala masalah yang terjadi, bagi NU tidak ada yang tidak bisa diselesaikan.

Ditambahkannya, Kepala Kemenag Karawang telah mewakilkan kepada Kasi PD Pontren, Asep Khairul Faizin untuk melakukan tabayyun ke kantor PCNU Karawang pada Rabu (8/12/2021).

“Kasi PD Pontren juga sudah dimintai klarifikasi oleh stafsus Mentri Agama RI terkait masalah ini. Ditemani oleh Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) sebagai si pembuat soal, Ustadz Talim telah mengklarifikasi bahwa kejadian ini sama sekali tidak ada unsur kesengajaan,” kata dia melalui keterangan tertulis di akun facebooknya.

“Bahkan Ustadz Talim si pembuat soal adalah orang NU tulen, dia alumni Buntet Pesantren Cirebon, putranya juga Alumni Cipulus Purwakarta, dia juga ikut ngajar di lembaga pendidikan milik NU. Semula dia berniat untuk memperkenalkan NU kepada siswa DTA, tapi karena kepolosannya, dia menulis soal dengan salah,” tambah kang Uyan sapaan akrabnya.

Dirinya berharap agar seluruh kaum Nahdliyyin dimanapun berada mau memaafkan dan memaklumi sikap “polos” dari Ustadz Talim yang benar-benar tidak ada niatan untuk menghina NU.

“Dengan demikian, maka masalah ini kami anggap selesai dan kami berharap kejadian seperti ini tidak terulang di kemudian hari,” katanya.

Kemenag Mengaku Salah

Kepala Kemenag Kabupaten Karawang, Dadang Ramdani mengakui ada kekeliruan perihal isi soal dalam lembaran ujian.

“Kita sudah panggil semua di sini dan betul bukan faktor kesengajaan, bahkan kita langsung sowan ke PCNU,” kata dia.

Dikatakannya, soal ini dibuat oleh internal FKDT. Tetapi Kemenag berkewajiban secara struktural melakukan pembinaan. Sehingga munculnya kesalahan narasi dalam soal tersebut menjadi tanggungjawab Kemenag.

“Sebetulnya itu sudah ada tim editing, jadi soal-soal itu ada kajian dulu, ada analisis dulu, nah karena kemarin itu ada waktunya terbatas, sehingga lolos, tidak ketahuan ada pertanyaan model seperti itu,” jelas Dadang.

Menurutnya, keteledoran itu merupakan hal yang manusiawi. Tetapi ia tegaskan, kejadian ini bakal menjadi perhatian pihaknya agar hal serupa tidak terulang.

“Ini jadi hikmah sebetulnya, saya masih baru, artinya saya harus memotret satu persatu layanan kita, itu bagaimana SDM-nya, wawasannya, kompetensinya, kita juga perlu kajian, nah ini menjadi perhatian kita secara khusus,” tuturnya.

“Evaluasi ke depan harus ada tim khusus. Aspek-aspek di atas harus jadi rujukan dalam setiap pembuatan naskah soal. Sekali lagi kami tegaskan tidak ada unsur kesengajaan dalam persoalan ini. Ini hanya kehilafan dari si pembuat soal,” pungkasnya. (kii)