Beranda Headline Warga Karawang Resah Penampakan Buaya di Sungai Cibeet, Kostrad TNI Turun Tangan

Warga Karawang Resah Penampakan Buaya di Sungai Cibeet, Kostrad TNI Turun Tangan

Warga Karawang resah penampakan buaya
Ilustrasi satwa liar buaya. Foto: istimewa

KARAWANG – Warga Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan, Karawang dibuat resah dengan penampakan 4 ekor buaya di sepanjang aliran Sungai Cibeet, tepatnya di Kampung Cibiuk dan Kiara Payung.

Keresahan itu bermula ketika beredar video di media sosial yang menampakkan seekor reptil besar diduga buaya di dekat dermaga penyeberangan.

“Keresahan warga terkait buaya di aliran Sungai Cibeet ditambah adanya kabar beredar terkait lepasnya 5 dari 70 ekor buaya di sebuah penangkaran di Gunungjati, Cianjur. Sedangkan warga Desa Tamansari masih banyak yang melakukan kegiatan MCK di sekitaran aliran sungai Cibeet,” ungkap Peneliti dan Founder Sangabuana Conservation Foundation (SCF), Bernard T. Wahyu Wiryanta, Senin (11/11).

Baca juga: Lewat Debat Pilkada, Ketua KPU Minta Warga Karawang Bijak Gunakan Hak Pilihnya

Selain itu, Bernard menyebut keberadaan buaya juga dikuatkan dengan kesaksian Noman, warga Desa Tamansari yang mengaku hampir diterkam buaya ketika berada di pinggir Sungai Cibeet. Saksi itu mengaku melihat 4 ekor buaya sepanjang kurang lebih 3 meter dan mengarah ke atas atau hulu.

“Masyarakat yang resah meminta pihak TNI, Polri dan BBKSDA (Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam) untuk turun tangan,” katanya.

Oleh karenanya, tim Sanggabuana Wildlife Rangger dari SCF, personil Resimen Latihan Tempur (Menlatpur) Kostrad Sanggabuana serta pihak berwenang lainnya lantas melakukan ground check di sepanjang aliran Sungai Cibeet.

“Video yang pertama beredar masih belum ditemukan siapa pembuatnya. Ketika dilakukan digital forensik, meta data dan data exifnya sudah hilang. Agak susah untuk memastikan keasliannya. Tapi hari ini teman-teman Ranger bersama TNI dan perangkat desa sedang ground check untuk memastikan kondisi di lapangan, terutama mengecek keaslian video dengan lokasi penemuannya,” jelas Bernard.

Bernard menjelaskan, dari video kesaksian pertama pada tanggal 6 November 2024, dan video kedua 4 hari setelahnya, jika dianalisa dari koordinat temuan, satwa liar diduga buaya ini bergerak mengarah ke hulu, dan dari tanggal 6 sampai tanggal 10 sudah bergerak melawan arus sejauh 5,9 km.

Baca juga: Maret 2024, Jumlah Penduduk Miskin di Karawang Naik Jadi 187 Ribu Jiwa

“Hanya perlu dipastikan lagi, satwa liar yang dilihat oleh masyarakat ini benar buaya atau biawak? Karena awal musim penghujan ini memang biawak berukuran besar juga banyak keluar, bahkan sampai di perkampungan terkahir di lereng Pegunungan Sanggabuana,” tutup Bernard.

Sempat menampakkan diri saat patroli
Warga Karawang resah penampakan buaya
Warga Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan, Karawang dibuat resah dengan penampakan 4 ekor buaya di sepanjang aliran Sungai Cibeet. Jajaran Kostrad TNI, Sanggabuana Wildlife Ranger, serta pihak terkait lainnya langsung melakukan ground check. Foto: istimewa

Sementara itu, pihak Menlatpur Kostrad Sanggabuana, Serda Ahmad Santosa mengatakan pihaknya masih melakukan patroli di sepanjang aliran Sungai Cibeet terkait laporan warga tersebut.

Dia mengungkap pada saat patroli sekitar pukul 16.30 WIB, satwa liar diduga buaya sempat muncul sebentar dan kemudian menenggelamkan diri lagi di sungai.

Baca juga: Potret Owa Jawa di Sanggabuana Karawang, Si Primata Setia yang Terancam Punah

“Lokasi penampakannya berada di sungai di pinggir jalan raya dan menarik perhatian masyarakat,”  katanya.

Pihaknya mengimbau agar sementara ini warga tidak melakukan aktifitas di sekitar aliran Sungai Cibeet. Ini perlu dilakukan demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan sampai situasinya sudah terkendali.

“Sementara sambil patroli dan mengumpulkan data, kami mengedukasi masyarakat untuk tetap tenang, dan menghindari kegiatan di sepanjang mikro DAS Cibeet terlebih dahulu dan segera melaporkan kepada kami kalau ada temuan temuan baru terkait satwa liar diduga buaya di sungai Cibeet. Untuk penanganan satwa liarnya, ini nanti merupakan ranahnya BBKSDA,” tutup Ahmad. (*)