KARAWANG – Proyek underpass Gorowong di perlintasan kereta api Jalan Surotokunto, Kecamatan Karawang, Timur terancam molor dari target yang ditetapkan. Gangguan pipa gas di bawah tanah disebut jadi biang keladinya.
Ketua Tim Jembatan Dinas PUPR Karawang, Julianto Angga Nugroho, menyebut sejauh ini progres proyek tersebut baru mencapai 39,97 persen. Jauh dari target rampung di akhir tahun yang sebelumnya ditetapkan.
“Sekarang posisinya sudah hampir 40 persen,” kata Julianto, Senin (6/10).
Baca juga: Sensasi Pedas Nasi Tempong Hadir di Karawang, Bawa Cita Rasa Khas Bali dan Banyuwangi
Adanya utilitas berupa jaringan pipa gas bisa membuat pengerjaan molor karena harus dipindahkan dahulu. Namun dia menegaskan, pihak pelaksana masih optimis pengerjaan bisa rampung tepat waktu.
“Meski pengerjaan berlangsung di area strategis dengan lalu lintas kereta api yang tetap aktif, pihak pelaksana menyatakan optimisme bahwa proyek ini akan rampung tepat waktu,” jelasnya.
“Koordinasi intensif dengan berbagai instansi terkait. Mereka menjadwalkan pemindahan dilakukan pada pertengahan Oktober,” sambung Julianto.
Sejauh ini, kata dia, proyek tersebut sudah dibangun penahanan dinding atau retaining wall oleh kontraktor, tinggal tahap berikutnya pembangunan struktur box culvert di bawah rel.
Baca juga: Begini Penampakan Underpass Gorowong saat Dibangun, Bebas Macet di Perlintasan Rel
Selain itu, metode konstruksi yang diterapkan juga menggunakan sistem fast track, di mana pengecoran struktur menggunakan beton berkualitas tinggi yang mampu mengering hanya dalam waktu 7 hari. Jauh lebih cepat dibanding beton konvensional.
“Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses pembangunan tanpa mengorbankan kekuatan dan keselamatan struktur,” ucap Angga.
Sebagai informasi, pembangunan underpass ini menghabiskan nilai kontrak fisik Rp 13,2 miliar dengan target penyelesaian hingga 25 Desember 2025.
Baca juga: Koperasi Desa Merah Putih Cibeber Jadi Tonggak Kemandirian Ekonomi Purwakarta
Berita sebelumnya, Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Karawang, Tri Winarno, menjelaskan bahwa underpass akan memiliki dua lajur untuk dua arah, dilengkapi median, serta tinggi struktur mencapai 2,5 meter.
Hal ini bertujuan memenuhi rekomendasi dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan agar perlintasan tidak sebidang.
Tri menambahkan bahwa proyek ini telah memperoleh pendampingan hukum dari Kejaksaan Negeri Karawang untuk menjamin pelaksanaan sesuai peraturan, tepat waktu, dan transparan. (*)
