KARAWANG, TVBERITA.CO.ID- Kabupaten Karawang sudah darurat sampah. Tapi, Pemerintah daerah terkesan tidak perduli. Mereka lebih memilih menghamburkan-hamburkan uang rakyat dengan lebih mengutamakan membeli mobil dinas pejabat daripada membeli truk sampah yang jelas – jelas sangat bermanfaat untuk kepentingan rakyat.
“20 unit dari mobil armada sampah yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang saat ini memang kami akui sudah dalam kondisi memprihatinkan dan tidak layak jalan, dan mobil itupun kami dapatkan dari bantuan propinsi,” ungkap Kepala Bidang Kebersihan DLHK Nepi Fatimah saat ditemui KORAN BERITA (Grup Tvberita.co.id) di kantornya, beberapa waktu lalu.
Nepi mengakui, meski dengan kondisi seperti itu pihaknya tetap memaksakan mengoperasikan mobil – mobil tersebut untuk mengangkut sampah – sampah yang berserakan di setiap kecamatan, dikarenakan unit mobil yang dimiliki DLHK secara keseluruhan tidak mencukupi.
“Ya begitu memang kondisinya. Cuma kita paksakan untuk jalan karena kita memang kekurangan mobil. Sementara sampah tidak mungkin dibiarkan begitu saja,”ucapnya.
Menurut Nepi, DLHK sendiri sudah berkali – kali melakukan pengajuan beberapa unit mobil sampah baru kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dalam setiap rapat badan anggaran daerah, namun selalu ditolak. Karena TAPD lebih mementingkan membeli kendaraan dinas pejabat.
“Kami setiap tahun selalu mengusulkan untuk melakukan penambahan mobil sampah, Bahkan hal ini didukung oleh anggota dewan. Di tahun anggaran murni 2018 saja , kita sudah mengusulkan. Akan tetapi TAPD tetap menolak usulan kami. Akhirnya setelah saya, termasuk kepala dinas meyakinkan mereka, penambahan mobil yang tadinya 10 unit dikurangi jadi 2 unit untuk tahun depan,”ungkapnya.
Nepi menjelaskan, Pada tahun 2016 jumlah kendaraan truk sampah DLHK ada sekitar 56 unit. Kemudian di tahun anggaran murni 2017 ada penambahan 5 unit mobil sehingga menjadi jadi 61unit mobil sampah.
“Kami akui untuk anggaran perubahan tahun 2017 ini kita mendapat 5 unit mobil, akan tetapi mobil tersebut kami beli dari hasil efesiensi upah dan kegiatan prasarana lainnya. Kita juga awalnya menganggarkan di 2017 ini untuk pembelian 1 unit mobil vacum sweeper seharga Rp. 800 juta, namun tidak jadi kami realisasikan. Tapi anggarannya kami belikan 6 unit mobil sampah karena lebih dibutuhkan,”jelasnya.(cr2/ds)