
BEKASI – PT Sri Pertiwi Sejati (SPS) meluncurkan proyek kota baru di Cikarang, Kabupaten Bekasi bernama Cikarang International City (Cinity) senilai Rp 20 triliun.
Konsep pembangunan Cinity yakni sebagai pusat properti residensial dan komersial dengan total lahan seluas 500 hektare.
“Dengan total nilai investasi mencapai Rp20 triliun, Cinity akan dibangun menjadi sebuah kawasan yang terpisah dari kota industri, agar bisa 100 persen township,” ujarnya dalam peluncuran Cinity, Rabu (1/2/2023).
Namun pada tahap awal, pembangunan kota baru Cinity akan dikembangkan dahulu seluas 50 hektare.
Menurutnya proyek kota mandiri tersebut bakal berbeda dengan proyek lainnya yang pada umumnya merupakan kawasan yang menyatu dengan area industri di Cikarang.
Baca juga:Â Di Kongres Automa 2022 Italia, Pertagas Bagikan Kiat Sukses Integrasi Digital Bisnis Gas
Selama ini, pembangunan kawasan menyatu dengan kota industri menimbulkan persoalan kesehatan dan kenyamanan bagi para penghuninya.
Dia menargetkan bisa meraih nilai penjualan hingga Rp2 triliun sepanjang 2023 setelah peluncuran proyek tersebut. Nilai penjualan tersebut merupakan total dari properti residensial dan komersial.
Dalam laporannya, konsultan properti JLL Indonesia menyebutkan sebagian besar permintaan kawasan industri pada kuartal I/2022 terlihat di wilayah Cikarang. Tingkat okupansi kawasan industri Cikarang rata-rata mencapai 93 persen.
Kondisi tersebut tidak terlepas dari perkembangan infrastruktur yang membuat Cikarang memiliki aksesibilitas maupun fasilitas yang terus berkembang. Mulai dari kereta cepat Bandung-Jakarta dan Surabaya-Jakarta, Double Track Commuter Line, MRT Cikarang-Balaraja Tangerang, ruas-ruas tol baru hingga proyek strategis lainnya yang semakin mempermudah mobilisasi di kawasan ini.
Mengutip dari Bisnis.com, seiring dengan peningkatan kawasan industri di Cikarang membuat kebutuhan area komersial dan residensial di wilayah ini semakin tinggi. Rata-rata industri di kawasan ini merupakan perusahaan multinasional dengan jumlah pekerja ekspatriat mencapai lebih dari 22.000 orang.
Masyarakat, baik ekspatriat maupun lokal di kawasan ini masih sangat membutuhkan hunian dengan lokasi strategis yang memiliki fasilitas lengkap, aman dan sehat.
Baca juga:Â Investasi Moncer, Permintaan Properti Premium di Karawang Meningkat
Cikarang sebagai sentra kawasan industri memiliki basis ekonomi yang kuat dengan tingkat upah minimum kabupaten (UMK) berada di posisi ke-3 tertinggi di Indonesia pada 2023. Banyaknya investor mancanegara di kawasan Cikarang, menjadi ceruk pasar kebutuhan hunian yang ideal.
Ming Liang juga menjelaskan kota baru tersebut dikembangkan tak hanya untuk residensial dan komersial, tetapi akan ada Alun-Alun dan Islamic Center yang akan didesain langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Perusahaan menyasar target pasar di segmen menengah atas termasuk milenial. Ming Liang melihat karakteristik konsumen milenial tak hanya melihat faktor harga saja, tetapi juga memperhatikan kualitas dan nilai yang diperoleh ketika membeli suatu hunian. Begitu juga dengan produk ruko, kalangan millenial akan menjadi sasaran target sebagai wiraswasta muda. (*)