
KARAWANG – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Karawang menyiapkan sejumlah langkah menghadapi dampak kekeringan yang mengancam area pertanian.
Antisipasi ini merespons ancaman fenomena El Nino pada Agustus 2023 mendatang, khususnya di wilayah pesawahan Karawang.
Kepala Bidang Perkebunan dan Perlindungan Tanaman DPKP Karawang, Dadan Danny menyampaikan, dampak kekeringan akibat iklim El Nino di Karawang hingga saat ini belum terjadi, namun DPKP harus melakukan antisipasi terutama di wilayah yang rentan kekeringan.
“Lokasi mana saja yang akan terdampak kami belum ada datanya karena ini bencana alam, bisa jadi satu kabupaten terdampak. Tapi, prediksi yang biasa kekeringan itu di wilayah Tempuran, Cilamaya Wetan, Cilamaya Kulon, Pesisir dan Klari,” ujarnya saat diwawancarai pada Selasa, (13/6).
Baca juga: Sawah Terancam Kekeringan, DPRD Karawang Minta DPKP Segera Antisipasi
Apabila kekeringan terjadi, Bidang Perkebunan dan Perlindungan Tanaman sendiri fokus mengurusi proteksi kerusakan dengan program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dan gerdal (penyemprotan).
“Sawah-sawah yang terdampak kekeringan akan kita proteksi, ada melalui bantuan pemerintah dan ada juga jalur swadaya,” kata Dadan.
Namun bantuan proteksi yang dananya berasal dari pemerintahan hanya dibagikan 10 persen saja per kecamatan. Di luar itu, petani bisa mendaftar jalur swadaya dan akan mendapat proteksi kerusakan dengan membayar uang sebesar Rp 39.000.
“Agar merata pembagian bantuannya hanya 10 persen per kecamatan, itu kami pilah dan prioritaskan yang paling membutuhkan,” jelasnya.